Consumption Of Ioded Salt With Stunting Events In Toddlers

Authors

  • Dwi Astuti Universitas Muhammadiyah Kudus
  • Dewi Hartinah Universitas Muhammadiyah Kudus
  • Muhammad Purnomo Universitas Muhammadiyah Kudus

Keywords:

Balita, Garam yodium, Stunting

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Indonesia menduduki peringkat ke Lima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Kebutuhan gizi yang berperan dalam tumbuh kembang anak secara garis besar mencakup kebutuhan air, kalori, karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Salah satu mineral yang penting di dalam laju pertumbuhan linier anak adalah Yodium. Yodium diperlukan untuk membentuk hormon tiroksin yang diperlukan oleh tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari janin sampai dewasa. Desa yang paling banyak dengan anak stunting adalah Dukuhmulyo. Berdasarkan data dari Puskesmas Jakenan pada bulan September 2018 mengenai konsumsi garam beryodium yang hanya 70%.
Metode: Jenis Penelitian yang digunakan adalah analitik corelation Pendekatannya menggunakan bentuk rancangan penelitian Cross Sectional, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumah sampel 67 responden.
Hasil: pola konsumsi garam beryodium pada balita di desa Dukuhmulyo tahun 2019 dalam kategori baik yaitu 36 responden (53.7%). kategori stunting terbanyak pada balita di desa Dukuhmulyo tahun 2019 adalah pendek yaitu 37 responden (55.2%).
Kesimpulan: Ada hubungan antara kategori stunting dengan konsumsi makanan beryodium dengan nilai p 0.038.

References

[1] W. H. Organization, WHA global nutrition targets 2025:Stunting policy brief. geneva: World Health Organization, 2014.
[2] UNICEF, Indonesia Laporan Tahunan. geneva: UNICEF, 2012.
[3] M. Borja, J., & Castells, Local and global: the management of cities in the information age. Routledge., 2013.
[4] K. Purwandini and M. I. Kartasurya, “Journal of,” vol. 2, pp. 50–59, 2013.
[5] Kemenkes RI, Riset kesehatan dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013.
[6] R. Winichagoon, P., Kavle, J., Mehanna, S., Saleh, G., Foaud, M., Ramzy, M., . . . Galloway, “Global nutrition targets 2025: Stunting policy brief.,” Food and Nutrition Bulletin, 2014.
[7] H. M. Hasibuan, “Penentuan Kandungan Iodium Dalam Garam Dapur Di Kabupaten Rokan Hulu Secara Ekstraksi Dan Spektrofotometri,” Univ. Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2010.
[8] Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. jakarta: Kemenkes RI, 2015.
[9] N. S. H. Fatimah and B. Wirjatmadi, “Tingkat Kecukupan Vitamin a, Seng Dan Zat Besi Serta Frekuensi Infeksi Pada Balita Stunting Dan Non Stunting,” Media Gizi Indones., vol. 13, no. 2, p. 168, 2018.
[10] R. S, “Iodium Mineral Sebagai Zat Gizi,” J. Kel. sehat Sejah., vol. 11, no. 22, pp. 35–41, 2012.
[11] N. Toto Sudaego, Nur Aini, Defisiensi Yodium, Zat besi, dan kecerdasan. Yogyakarta: Gadjah mada university press, 2018.
[12] W. Mustika and D. Syamsul, “Analisis Permasalahan Status Gizi Kurang Pada Balita di Puskesmas Teupah Selatan Kabupaten Simeuleu,” J. Kesehat. Glob., vol. 1, no. 3, p. 127, 2018.
[13] G. D. A. N. Hpk and T. D. Ns, “Gizi dan 1000 hpk,” pp. 125–133.
[14] M. P. Atikah Rahayu, S.KM., M. P. Fahrini Yulidasari, S.KM., M. K. Andini Octaviana Putri, S.KM., and S. K. Lia Anggraini, STUDY GUIDE - STUNTING DAN UPAYA PENCEGAHANNYA, Cetakan ke. Yogyakarta: a Penerbit CV Mine, 2018.
[15] S. Mugianti, A. Mulyadi, A. K. Anam, and Z. L. Najah, “Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar,” J. Ners dan Kebidanan (Journal Ners Midwifery), vol. 5, no. 3, pp. 268–278, 2018.
[16] I. Picauly and S. M. Toy, “Analisis Determinan Dan Pengaruh Stunting Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur, Ntt,” J. Gizi dan Pangan, vol. 8, no. 1, p. 55, 2013.
[17] H. Assefa, T. Belachew, and L. Negash, “Socioeconomic Factors Associated with Underweight and Stunting among Adolescents of Jimma Zone, South West Ethiopia: A Cross-Sectional Study,” ISRN Public Health, vol. 2013, pp. 1–7, 2013.
[18] H. H. Kyu, H. S. Shannon, K. Georgiades, and M. H. Boyle, “Association of urban slum residency with infant mortality and child stunting in low and middle income countries,” Biomed Res. Int., vol. 2013, 2013.
[19] D. Sutomo, B., & yanti Anggraini, Menu Sehat Alami Untuk Batita & Balita. DeMedia., 2010.
[20] I. Imelda, N. Rahman, and R. Nur, “Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Umur 2-5 Tahun Di Puskesmas Biromaru,” Ghidza J. Gizi dan Kesehat., vol. 2, no. 1, pp. 39–43, 2020.
[21] N. Muliah, A. S. Wardoyo, and T. Mahmudiono, “Hubungan Frekuensi Penimbangan, Penggunaan Garam Beryodium, Dan Pemberian Vitamin a Dengan Kejadian Underweight Pada Balita Di Provinsi Jawa Timur,” Media Gizi Indones., vol. 12, no. 1, p. 40, 2018.
[22] D. Mazarina, “Hubungan penggunaan garam beryodium dengan pertumbuhan linier anak,” Teknol. Ind. Boga dan Busana), vol. 3(1), pp. 52-57., 2012.

Downloads

Published

2021-12-08

How to Cite

Astuti, D., Hartinah, D., & Purnomo, M. (2021). Consumption Of Ioded Salt With Stunting Events In Toddlers. Prosiding University Research Colloquium, 840–848. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/1649