Study of Ethnomedicine in Communities in Ngabean Village, Secang District, Magelang Regency

Authors

  • Amalia Ratna Puspitadewi Universitas Muhammadiyah Magelang
  • Alfian Syarifuddin Universitas Muhammadiyah Magelang
  • Herma Fanani Agusta Universitas Muhammadiyah Magelang

Keywords:

Etnomedisin, Magelang, Tanaman Obat

Abstract

Kecamatan Secang merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Magelang yang memiliki kearifan lokal dan memanfaatkan tumbuhan sebagai pengobatan, baik kuratif maupun preventif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan bagian tanaman yang dijadikan obat dalam pengobatan; mengetahui cara pembuatan ramuan obat yang menggunakan tanaman dan cara pemakaian ramuan obat dalam pengobatan tradisional; menganalisis nilai ICF dan RFC tumbuhan yang menginterpretasikan penggunaan tanaman untuk pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan melalui survei; observasi; dan wawancara, terdapat 13 pertanyaan yang ada pada kuisioner. Penentuan responden dengan teknik snowball sampling yang memenuhi kriteria inklusi antara lain: masyarakat yang tinggal di desa Ngabean, Kecamatan Secang, masyarakat setempat yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pengobatan tradisional, dan masyarakat setempat yang berumur 30 tahun ke atas. Hasil perhitungan sampel untuk desa Ngabean Kecamatan Secang yaitu sebesar 78 sampel dengan taraf kepercayaan 95%. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung informant consensus factor (ICF) dan relative frequency of citation (RFC). Hasil penelitian ini menemukan total 38 spesies berasal dari 26 famili yang digunakan sebagai pengobatan. Terdapat 11 bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatan dengan presentase terbesar 51,97% yaitu dengan cara direbus, sedangkan cara pemakaian tumbuhan paling dominan adalah secara oral dengan cara diminum yaitu 83,5%. Terdapat 27 khasiat dengan nilai ICF yang mendekati 1, dan nilai RFC tidak ada yang mendekati 1. Berdasarkan hasil dapat dikatakan bahwa nilai ICF yang tinggi tidak selalu diikuti dengan nilai RFC yang tinggi karena tidak adanya batasan tanaman yang disebutkan oleh masyarakat tidak dapat mengerucut pada tanaman-tanaman tertentu, sehingga dari keseluruhan tanaman yang disebutkan oleh responden mayoritas mendapatkan nilai RFC rendah.

References

[1] M. Silalahi, “Studi Etnomedisin Di Indonesia Dan Pendekatan Penelitiannya,” J. Din. Pendidik., vol. 9, no. 2, pp. 117–124, 2016.
[2] M. A. Fadila, N. S. Ariyanti, and E. B. Walujo, “Etnomedisin Tetumbuhan Obat Tradisional Suku Serawai di Seluma, Bengkulu,” PENDIPA J. Sci. Educ., vol. 4, no. 2, pp. 79–84, 2020, doi: 10.33369/pendipa.4.2.79-84.
[3] Z. Fanani, R. Etikasari, and T. P. Nugraheni, “Analisis Makroskopik dan Mikroskopik Herba Sngketan ( Achyranthes aspera ),” 8th Univ. Res. Colloq. 2018 Univ. Muhammadiyah Purwokerto, pp. 256–262, 2018.
[4] Maryani, I. Ratnasari, and T. Handayani, “Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai upaya swamedikasi di Kelurahan Tangkiling Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya,” J. Layanan Masy. (Journal Public Serv., vol. 4, no. 1, pp. 84–90, 2020.
[5] H. Astuti, A. Rangga, Purwoto, A. Subowo, and J. Hendra, “Identifikasi Pelaku Etnomedisin Dan Informasi Jenis Tanaman Obat Yang Digunakan Dan Tumbuh Di Provinsi Lampung (Kajian Pengembangan Taman Herbal Di Provinsi Lampung Tahun 2017),” Balitbangda Provinsi Lampung, vol. 05, no. 03, 2017, [Online]. Available: https://journalbalitbangdalampung.org/index.php/jip/article/view/47.
[6] M. Silalahi, Nisyawati, E. B. Walujo, and W. Mustaqim, “Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak Phakpak di Desa Surung Mersada , Kabupaten Phakpak Bharat , Sumatera Utara,” J. Ilmu Dasar, vol. 19, no. 2, pp. 77–92, 2018.
[7] L. V. B. Komoreng, B. Mayekiso, Z. Mhinana, and A. L. Adeniran, “An Ethnobotanical and Ethnomedicinal Survey of Traditionally Used Medicinal Plants in Seymour, South Africa: An Attempt toward Digitization and Preservation of Ethnic Knowledge,” Pharmacogn. Mag., vol. 14, no. 60, pp. 115–123, 2019, doi: 10.4103/pm.pm.
[8] M. Silalahi, Nisyawati, and R. Anggraeni, “Studi Etnobotani Tumbuhan Pangan Yang Tidak Dibudidayakan Oleh Masyarakat Lokal Sub-Etnis Batak Toba, Di Desa Peadungdung Sumatera Utara, Indonesia,” J. Pengelolaan Sumberd. Alam dan Lingkung., vol. 8, no. 2, pp. 241–250, 2018, doi: 10.29244/jpsl.8.2.241-250.
[9] S. Latifah, “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Moral Dan Aktivitas Belajar Siswa,” Universitas Muhammadiyah Magelang, 2017.
[10] L. Ikaditya, “Hubungan Karakteristik Umur Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA),” J. Kesehat. Bakti Tunas Husada J. Ilmu-ilmu Keperawatan, Anal. Kesehat. dan Farm., vol. 16, no. 1, p. 171, 2016, doi: 10.36465/jkbth.v16i1.180.
[11] D. Medisa, H. Anshory, P. Litapriani, and R. F. M, “Hubungan faktor sosiodemografi dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat herbal di dua kecamatan Kabupaten Sleman,” J. Ilm. Farm., vol. 16, no. 2, pp. 96–104, 2020.
[12] Raodah, “Pengetahuan Lokal Tentang Pemanfaatan Tanaman Obat Pada Masyarakat Tolaki Di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara,” Pangadereng J. Has. Penelit. Ilmu Sos. dan Hum., vol. 5, no. 1, pp. 46–63, 2019, doi: 10.36869/.v5i1.25.
[13] R. Rusdjijati, O. Raliby, and S. N. Iftitah, “Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Rumah Melalui Budidaya Tanaman Herbal Sesuai Good Agriculture Practices,” 6th Univ. Res. Colloqium, pp. 159–166, 2017.
[14] I. D. Sari, Y. Yuniar, S. Siahaan, R. Riswati, and M. Syaripuddin, “Tradisi Masyarakat dalam Penanaman dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Lekat di Pekarangan,” J. Kefarmasian Indones., vol. 5, no. 2, pp. 123–132, 2015, doi: 10.22435/jki.v5i2.4407.123-132.
[15] D. M. Takoy, R. Linda, and I. Lovadi, “Tumbuhan Berkhasiat Obat Suku Dayak Seberuang Di Kawasan Hutan Desa Ensabang Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang,” J. Protobiont, vol. 2, no. 3, pp. 122–128, 2013.
[16] E. Tambaru, “Jenis-Jenis Tumbuhan Dicotyledoneae Berpotensi Obat dimanfaatkan Oleh Masyarakat di Cagar Alam Karaenta Bantimurung Bulusaraung Kabupaten Maros,” Pros. Semin. Nas. from Basic Sci. to Compr. Educ., pp. 146–150, 2016, [Online]. Available: http://103.55.216.56/index.php/psb/article/view/3326.
[17] Y. Mabel, H. Simbala, and R. Koneri, “Identifikasi Dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Suku Dani Di Kabupaten Jayawijaya Papua,” J. Mipa Unsrat Online, vol. 5, no. 2, p. 103, 2016, doi: 10.35799/jm.5.2.2016.13512.
[18] Yenihayati, “Identifikasi Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Batang Karamunting (Rhodomyrtys Tomentosa),” J. Pendidik. Teknol. dan Kejuru., vol. 6, no. 1, pp. 41–48, 2018.
[19] J. T. Sada and R. H. . Tanjung, “Keragaman Tumbuhan Obat Tradisional di Kampung Nansfori Distrik Supiori Utara , Kabupaten Supiori – Papua,” J. Biol. Papua, vol. 2, no. 2, pp. 39–46, 2010, [Online]. Available: https://ejournal.uncen.ac.id/index.php/JBP/article/view/560.
[20] Efremila, E. Wardenaar, and L. Sisillia, “Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Etnis Suku Dayak Di Desa Kayu Tanam Kecamatan Mandor Kabupaten Landak,” J. Hutan Lestari, vol. 3, no. 2, pp. 234–246, 2015.
[21] A. Razak, M. K. Mokhtar, and W. S. W. Sulaiman, “Terapi Spiritual Islami: Suatu Model Penanggulangann Gangguan Depresi,” Intuisi J. Ilm. Psikol., vol. 6, no. 2, pp. 87–94, 2014.
[22] Surahman and S. Supardi, Ilmu Kesehatan Masyarakat PKM. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan Republik indonesia, 2016.
[23] M. Silalahi, Nisyawati, E. B. Walujo, and W. Mustaqim, “Etnomedisin Tumbuhan Obat oleh Subetnis Batak Phakpak di Desa Surung Mersada , Kabupaten Phakpak Bharat , Sumatera Utara Ethnomedicine of Medicinal Plants By Batak Phakpak Subethnic in The Surung Mersada Village , Phakpak Bharat District , North Sumatera,” Ilmu Dasar, vol. 19, no. 2, pp. 77–92, 2018.

Downloads

Published

2021-12-08

How to Cite

Puspitadewi, A. R., Syarifuddin, A., & Agusta, H. F. (2021). Study of Ethnomedicine in Communities in Ngabean Village, Secang District, Magelang Regency. Prosiding University Research Colloquium, 689–704. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/1638