Peningkatan Keterampilan Perawatan Mandiri Melalui “Diabetes Class” Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Peserta PROLANIS di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan
Keywords:
Diabetes Class;, Diabetes Mellitus Tipe 2;, Information-Motivation-Behavioral Skills Model;, Perawatan Mandiri Diabetes;, PROLANIS;Abstract
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang kompleks yang membutuhkan perawatan lanjut. Sehingga pengetahuan perawatan mandiri merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perawatan mandiri diabetes. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah membentuk “Diabetes Class” yang dapat memberikan pendidikan kesehatan secara komprehensif dan terstruktur mengenai diabetes dan perawatannya. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini melalui tiga (3) tahapan yaitu 1) perencanaan kegiatan yang meliputi identifikasi kebutuhan, identifikasi potensi dan kelemahan yang ada, menentukan jalan keluar dan kegiatan yang akan dilakukan, dan membuat pengorganisasian kegiatan, 2) pelaksanaan kegiatan, dan 3) tahap evaluasi berupa monitoring dan evaluasi kegiatan. Semua proses ini dilakukan sendiri oleh diabetisi peserta PROLANIS, sedangkan Tim pengabdian dan petugas puskesmas bertindak sebagai fasilitator. Berdasarkan pengkajian data awal, tingkat pengetahuan para diabetisi masih rendah yaitu rata-rata 10.81 (SD = 5.67). Sesuai dengan kesepakatan para diabetisi, Diabetes Class dilaksanakan setiap hati Jumat jam 06:00 – 09:00 WIB. Untuk tempat pelaksanaannya di ruang pertemuan Puskesmas Kedungwuni 2. Media edukasi yang digunakan adalah peta “Langkah Tepat Menuju Perawatan Diabetes Yang Baik”. Sebanyak 31 diabetisi peserta PROLANIS berpartisipasi dalam diabetes class yang dilaksanakan delapan (8) kali pertemuan. Secara umum para diabetisi peserta “Diabetes Class” menunjukkan antusiasme dalam berpartisipasi di dalam kelas. Rata-rata peningkatan pengetahuan peserta “Diabetes Class” setelah mengikuti program “Diabetes Class” sebesar 4.69, SD = 9.26. Tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus dan perawatannya mengalami peningkatan yang signifikan (t = -2.025; p = 0.05). Peningkatan motivasi pun signifikan (t = 3.979; p = .000) terjadi pada para peserta “Diabetes Class”.
References
[2] International Diabetes Federation [IDF]. (2017). IDF Diabetes Atlas. 8. Retrieved from https://www.idf.org/e-library/epidemiology-research/diabetesatlas.html
[3] Coyle, M. E., Francis, K., & Chapman, Y. (2013). Self-management activities in diabetes care: A systematic review. Australian Health Review, 37(4), 513-522.
[4] Haas, L., Maryniuk, M., Beck, J., Cox, C. E., Duker, P., Edwards, L., . . . Standards Revision Task, F. (2012). National standards for diabetes self-management education and support. Diabetes Care, 35(11), 2393-2401. doi: 10.2337/dc12-1707.
[5] Sugiharto S, Stephenson M, Hsu Y-Y, Fajriyah NN. Diabetes self-management education training for community health center nurses in Indonesia: A best practice implementation project. JBI Database of Systematic Reviews and Implementation Reports. 2017;15(9): 2390-7.
[6] Rodriguez, K. M. (2013). Intrinsic and extrinsic factors affecting patient engagement in diabetes self-management: Perspectives of a certified diabetes educator. Clinical Therapeutics, 35(2), 170-178. doi: 10.1016/j.clinthera.2013.01.002.
[7] Shrivastava, S., Shrivastava, P. S., & Ramasamy, J. (2013). Role of self-care in management of diabetes mellitus. Journal of diabetes and Metabolic Disorders, 12(1), 14.
[8] BPJS Kesehatan. (2016). Panduan praktis PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Sugiharto Sugiharto, Eva Mudaliya, Maya Riskiana, Pria Bagus Pambudi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.