Strategi Pelestarian Situs Sangiran sebagai Cagar Budaya

Authors

  • Dwiana Kusmartanti Universitas Sebelas Maret
  • Argyo Demartoto Universitas Sebelas Maret
  • Yulius Slamet Universitas Sebelas Maret

Keywords:

Praktik Pelestarian, habitus, modal, arena, Sangiran

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: menganalisis strategi pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran dan dampak yang ditimbulkan dari program pelestarian tersebut di masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus eksplanasi.Data diperoleh melalui informan, dokumen dan arsip.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling menggunakan maximum variation sampling atau sampel variasi maksimum yaitu memilih informan dengan karakteristik informan dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMPS), tokoh masyarakat dan masyarakat setempat yang bekerja di dalam dan diluar area Museum Sangiran.Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang dilakukan BPSMPS untuk melestarikan Situs Manusia Purba Sangiran Sebagai Situs Warisan Dunia dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat Desa Krikilan dan pemberian reward serta sertifikat kepada masyarakat yang menyerahkan hasil temuan fosil. Adapun bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pelestarian diantaranya; melibatkan masyarakat sebagai teknolok dalam proses penggalian fosil, membuka lapangan pekerjaan di area Museum Sangiran untuk menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar dan meningkatkan pengawasan penemuan fosil, melibatkan Kelompok Teater Sangir dalam misi pengenalan pariwisata Museum Sangiran dan memberikan pelatihan kerajinan souvenir, pelatihan manajemen homestay dan pelatihan menjadi tourguide. Dari program-program pemberdayaan tersebut memunculkan dampak secara positif maupun negatif dalam pengelolaan Sangiran.Dampak positif yang nampak berupa peningkatan ekonomi masyarakat, budaya dan ilmu pengetahuan.Sementara itu kesenjangan sosial dan adanya rasa cemburu antar masyarakat menjadi dampak negatif yang ditemui dari pelestarian yang ditemui di Sangiran.

References

Bourdieu, Pierre.2011. Choses Dites.Diterjemahkan oleh Ninik Rochani Sjams.Uraian dan
Pemikiran.Bantul: Kreasi Wacana.
Bungin, Burhan.2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Media Group.
Jenkins,Richard. 2013. Pierre Bourdieu. Diterjemahkan oleh Nurhadi Membaca Pikiran Pierre
Bourdieu.Bantul: Kreasi Wacana.
Mutahir, Arizal. 2011. Intelektual Kolektif Pierre Bourdieu. Bantul: Kreasi Wacana
Yin, Robert K. 2013.Studi Kasus, Desain dan Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Field, John. 2011.Modal Sosial.Bantul:Kreasi Wacana
Ritzer,Georgedan Goodman, Douglas J. 2011. Modern Sociological Theory,
DiterjemahkanolehAlimandan .TeoriSosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Moleong, Lexy J.2010. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT.RemajaRosdakarya
Mulyana,Deddy.2003.MetodePenelitianKualitatif.Bandung:PT.RemajaRosdakarya.
Organisasi Pendidikan, Kebudayaan dan Keilmuan PBB. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Pendidikan,_Keilmuan,_dan_Kebudayaan_PB

Downloads

Published

2018-02-21

How to Cite

Kusmartanti, D., Demartoto, A., & Slamet, Y. (2018). Strategi Pelestarian Situs Sangiran sebagai Cagar Budaya. Prosiding University Research Colloquium, 261–274. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/68