Strategi Adaptasi Petani dalam Menghadapi Bencana Banjir (Studi Kasus di beberapa Wilayah DAS Bengawan Solo Hulu Tengah)

Authors

  • Yuli Priyana Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Alif Noor Anna Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Rudiyanto Rudiyanto Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Khusna Furoida Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

bencana hidrometeorologis, banjir, DAS Bengawan Solo Hulu Tengah

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu faktor penentu
kondisi sumber daya air di suatu wilayah. Fokus bencana yang dikaji
dalam penelitian ini adalah bencana yang disebabkan karena faktor
kondisi hidrometeorologis. Salah satu jenis bencana yang disebabkan
karena faktor hidrometeorologis wilayah adalah bencana banjir.
Bencana banjir yang terjadi di daerah penelitian berdampak pada
sektor pertanian sehingga menurunkan produktivitas lahan dan hasil
pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji strategi
adaptasi yang dilakukan oleh petani dalam menghadapi bencana
banjir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data sekunder yang didukung dengan wawancara dengan kuosioner.
Analisis data menggunakan metode deskriptif kuntitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh petani di
daerah penelitian bervariasi seperti: membuat tanggul sungai,
mengadakan penghijauan di wilayah hulu dan sempadan sungai,
pelebaran dan pengerukan sungai, dan rotasi tanaman pertanian.
Strategi yang paling banyak dilakukan masyarakat dalam
menghadapi bencana banjir adalah dengan membuat tanggul sungai
dan melakukan pelebaran dan pengerukan sungai.

References

[1] Badan Nasional Penanggulangan
Bencana. 2018. Data Kejadian
Bencana Banjir, Kekeringan, dan
Tanah Longsor [internet]. Diakses
pada laman http://dibi.bnpb.go.id
pada tanggal 16 September 2018
pukul 14.00 WIB
[2] Departemen Kehutanan. 2014. SK
Menteri Kehutanan No.
SK.328/Menhut-II/2009, Tanggal 12
Juni 2009 menetapkan 108 DAS
kritis dengan prioritas penanganan
yang dituangkan dalam RPJM 2010-
2014 [internet] diakses pada tanggal
18 April 2015 dialamat:
http://www.dephut.go.id
[3] Pramono I B, Putra P B. 2017.
Tipologi Daerah Aliran Sungai untuk
Mitigasi Bencana Banjir di Daerah
Aliran Sungai Musi. Jurnal
Penelitian Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Vol. 1 No. 2 Oktober
2017: 143-165
[4] Kodoatie R J, Roestam S. 2006.
Pengelolaan Bencana Terpadu.
Jakarta: Yarsif Watampone
[5] Tommi, Barus B, Dharmawan A H.
2015. Analisis Kerentanan Petani
terhadap Bahaya Banjir di Kabupaten

Karawang. Jurnal Geografi Volume
12 No 2 (156 dari 221)
[6] Huda, I A S. 2016. Bentuk-Bentuk
Adaptasi Masyarakat dalam
menghadapi Bencana Banjir (Studi
Kasus di Desa Pelangwot Kecamatan
Laren Lamongan). Prosiding
Seminar Nasional Geografi UMS
2016, ISBN: 978-602-361-044-0,
page 299-31
[7] Dahlia S, Sudibyakto, Hizbaron D R.
2017. Penilaian Kerentanan Lahan
Sawah Padi terhadap Banjir DAS
Cidurian di Desa Renged, Kecamatan
Binuang, Serang, Banten. Jurnal
Alami (ISSN : 0853-8514), Vol. 21,
No. 1, Tahun 2016 page 21-31
[8] Sulistiyono, Eko; Suwarno; Lubis,
Iskandar Lubis; Triwidiyati. 2012.
Pengaruh Umur Tanaman dan Lama
Banjir terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Galur-Galur Padi Sawah.
Jurnal AGROVIGOR VOLUME 5
NO. 2 SEPTEMBER 2012 halaman
132-135

Downloads

Published

2019-10-21

How to Cite

Priyana, Y., Anna, A. N., Rudiyanto, R., & Furoida, K. (2019). Strategi Adaptasi Petani dalam Menghadapi Bencana Banjir (Studi Kasus di beberapa Wilayah DAS Bengawan Solo Hulu Tengah). Prosiding University Research Colloquium, 9–16. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/615