PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN JELAJAH SAWAH PERTANIAN BOWONGAN (JSPB) DESA WISATA SONGGO LANGIT, MANGUNAN
Keywords:
Pemberdayaan, Desa Wisata, Songgo Langit, Persawahan BowonganAbstract
Tujuan program pengembangan desa mitra: (1) memetakkan potensi wisata yang dimiliki Desa
Wisata Songgo Langit; (2) Memetakan strategi yang dilakukan untuk mewujudkan Desa Wisata
berbasis alam, budaya dan pertanian; (3) Melakukan implementasi pengembangan desa wisata.
Tujuan ini dilatarbelakangi adanya persoalan yang muncul dalam pengelolaan desa wisata adalah
lemahnya pengembangan destinasi yang berkelanjutan, (struktur dan sumber daya manusia) yang
kurang memiliki pemahaman yang baik dalam manajemen tata kelola desa wisata, manajemen dan
komunikasi pemasaran yang tidak terencana dengan baik dan bersifat konvensional. Metode
pelaksanaan dalam program pemberdayaan (partisipasi aktif) ini adalah metode survei dan
wawancara, pelatihan, pendampingan, focus group discussion, studi banding ke desa wisata
percontohan nasional.
Hasil pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan Jelajah Sawah Pertanian Bowongan
(Jspb) Desa Wisata Songgo Langit, Mangunan, yaitu munculnya: pemetaan potensi-potensi unggulan,
berupa: (1) Jelajah Wisata Persawahan Bowongan Songgo Langit, disertai wisata alam watu pipisan,
wisata alam watu pipisan memiliki destinasi yang menarik, berupa watu pipisan dan gunung trasi; (2)
Sanggar Ngesti Budoyo Songgo Langit yang didalamnya terdapat Kesenian Wayang Wong, Rasulan,
Wiwitan, Sholawat Maulid Nabi, dan lainnya; (3) Wisata edukasi (pendidikan) berupa edukasi
pertanian tradisional, edukasi wayang wong, termasuk didalamnya outbound untuk mengenalkan alam
kepada para wisatawan.
Strategi pengembangan dengan: (1) Gotong Royong dan Musyawarah Pembangunan Desa
Wisata, (2) Pelatihan, meliputi: Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata, Pengelolaan Desa Wisata yang
Berkelanjutan, Komunikasi Pariwisata (model komunikasi pariwisata, komunikasi Pemasaran Desa
Wisata, Branding Desa Wisata, Pelatihan Pengelolaan Website dan Media Sosial untuk mendukung
Promosi Desa Wisata), Pengelolaan Keuangan Desa Wisata dan Badan Usaha Milik Desa Wisata, dan
Pelatihan Wayang Wong. Selain itu dilakukan FGD Pengembangan Desa Wisata untuk menemukan
solusi terhadap persoalan-persoalan berkaitan dengan pengembangan desa wisata, baik manajemen
pengelola, persoalan regulasi, sumber daya manusia, dan keuangan. Strategi lainnya adalah Studi
banding dilakukan untuk memahami pengalaman terbaik (best practice) manajemen pengelolaan Desa
Wisata yang memiliki potensi dan keunggulan yang sama dengan Desa Wisata Songgo Langit. Studi
banding dilakukan di Desa Wisata Nglanggeran dan Desa Wisata Sri Gethuk, Gunungkidul. Selain
itu, untuk memperkuat potensi dibuatlan profil potensi desa wisata dan website desa wisata dengan
alam www.persawahanbowongan.com.
References
Wisata Studi Kasus: Desa Wisata Kembangarum, Kabupaten Sleman, Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota, Vol. 24 No. 3, Desember 2013
Juliantara, Dadang., 2003, Pembaharuan Desa, Bertumpu Pada Angka Terbawah, Lappera Pustaka
Utama, Yogyakarta
Kuncoro, Hendrie Ajie, dan Janianton Damanik, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 6 No.1
Juli 2002
Kusumasari, Bevaola, dan Hempri Suyatna, dalam “Peningkatan Kapabilitas Pemasaran
Pascabencana Bagi Perempuan Hunian Tetap Pager Jurang, Sleman, Yogyakarta”, Jurnal
Indonesian Journal of Community Engagement Vol. 01. No. 01, September 2015
Nadir, Sakinah., dalam “Otonomi Daerah dan Desentralisasi Desa: Menuju Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Jurnal Politik Profetik Volume 1 Nomor 1 Tahun 2013
Widjajanti, Kesi, dalam “Model Pemberdayaan Masyarakat”, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume
12, Nomor 1, Juni 2011
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2018 Tanto Lailam, Awang Daru Murti, Ani Yunita

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.