Diskursus Modal Awal Calon Presiden dalam Talkshow

Authors

  • Khairul Syafuddin Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

propaganda, talkshow, analisis wacana kritis, Teun A. van Dijk, kognisi

Abstract

Televisi adalah salah satu media yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat propaganda. Salah satu program televisi dengan muatan politik yang kuat adalah Mata Najwa. Mendekati pemilu capres periode 2019 – 2024, Mata Najwa menayangkan episode Siapa Berani Jadi Presiden. Episode ini mengundang tiga calon kandidat, yaitu Rizal Ramli, Muhaimin Iskandar, dan Gatot Nurmantyo. Tujuan dari penelitian ini adalah membongkar wacana yang dibentuk para calon kandidat dalam menanggapi modal awal menjadi capres. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis dengan pendekatan Teun A. van Dijk. Peneliti menganalisis setiap segmen yang ada dalam satu episode tersebut. Segmen-segmen tersebut dikaji berdasarkan kognisi dalam memproduksi wacana melalui komunikasi verbal. Peneliti melihat bahwa para calon kandidat berusaha untuk membentuk wacana baru yang berkaitan dengan modal awal menjadi capres atau cawapres. Wacana baru yang mereka bentuk berbeda dengan wacana yang dibentuk oleh media, yaitu kekayaan dan RUU. Berdasarkan program acara tersebut ada beberapa wacana yang dibentuk, yaitu wacana modal media sosial, elektabilitas di masyarakat, dan modal politik identitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal awal menjadi presiden diwacanakan tidak hanya berasal dari kekayaan pribadi maupun RUU saja, namun juga dibentuk melalui suara masyarakat yang menjadi poin penting dari elektabilitas calon kandidat.

References

Lado, Christo Rico. (2014). Analisis Wacana Kritis Program Mata Najwa “Balada Perda” di MetroTV. Jurnal E-Komunikasi, 2(2), 1-12.
Hasfi, Nurul, Sunyoto Usman, dan Hedi Pudjo Santosa. (2017). Representasi Kepemimpinan Calon Presiden di Twitter. Jurnal ASPIKOM, 3(2). 270-284.
Payuyasa, I Nyoman. (2017). Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk dalam Program Acara Mata Najwa di MetroTV. SEGARA WIDYA Jurnal Hasil Penelitian, 5, 14-24.
Sutanto, M. Himawan. (2014). Propaganda Politik Calon Presiden Republik Indonesia 2014 -2019 (Analisis Isi Berita Kampanye Pemilihan Presiden Tahun 2014 pada Harian Kompas Edisi 4 Juni Sampai 5 Juli 2014). Jurnal Humanity, 9(2), 38-46.
Effendy, Fenty. (2015). Mata Najwa Mantra Layar Kaca. Jakarta: Media Indonesia.
Haryatmoko. (2017). Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis) Landasan Teori, Metodologi dan Penerapan. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Abdillah, Mulyadi. (2018, Maret). Pilih Jadi Cawapres, Cak Imin: Capres Butuh Rp4,5 Triliun. Diunduh dari: https://www.viva.co.id/berita/politik/1019166-jadi-capres-butuh-dana-rp4-5-triliun-cak-imin-angkat-tangan
Azhar, M Sholahadhin. (2018, Maret). Penyalahgunaan Isu Agama Ancam Pemilu. Diunduh dari: http://news.metrotvnews.com/politik/nN9D6B3K-penyalahgunaan-isu-agama-ancam-pemilu
Erd. (2013, November). Perebutan Kursi Presiden 2014 Ongkos Calon Presiden Sampai Rp 7 Triliun. Diunduh dari: https://news.detik.com/berita/2426219/-ongkos-calon-presiden-sampai-rp-7-triliun-
Siapa Berani Jadi Presiden. (2018, Maret). Narasi Tv. Diunduh dari: https://www.narasi.tv/matanajwa/226/rizal-ramli-lagi-dan-lagi-deklarasi-capres
Tashandra, Nabilla. (2017, Juli). Ini Penjelasan soal 5 Isu Krusial RUU Pemilu yang Akhirnya
"Diketok Palu". Diunduh dari: https://nasional.kompas.com/read/2017/07/21/08204641/ini-
penjelasan-soal-5-isu-krusial-ruu-pemilu-yang-akhirnya-diketok-palu-

Downloads

Published

2019-01-21

How to Cite

Syafuddin, K. (2019). Diskursus Modal Awal Calon Presiden dalam Talkshow. Prosiding University Research Colloquium, 311–317. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/551