IbM Pengembangan Usaha Ternak Kambing di Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa di Kabupaten Sukoharjo

Authors

  • Andi Suhendi Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • M Muhtad Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

ternak kambing, pesantren yatim piatu & dhuafa, pengembangan wirausaha

Abstract

Pesantren yatim piatu dan dhuafa Adh Dhuhaa dan Al Fatih
Sukoharjo, memiliki misi untuk membekali siswa atau santri yatim
piatu dan keluarga miskin dengan ilmu-ilmu agama, pendidikan
umum dan ketrampilan hidup. Salah satu yang diajarkan di
pesantren ini adalah beternak kambing, disamping aktifitas
entreprenurship yang lain. Permasalahan pakan ternak, efisiensi
proses produksi peternakan kambing dan pemasaran kambing, masih
menjadi persoalan dalam pengembangan peternakan kambing.
Olehkarenanya, pemanfaatan teknologi pakan fermentasi untuk
menghemat waktu penyediaan pakan, serta pengembangan produk
olahan dari daging kambing seperti pengelolaan daging Aqiqah/
Tasyakuran/ Kurban dan Resto Tengkleng sangat penting untuk
dilatihkan kepada anak-anak yatim piatu di kedua pesantren ini
untuk menjadi salah satu bekal dalam berwirausaha. Tujuan IbM ini
adalah pengembangan kemampuan usaha ternak kambing dan
pengembangan usaha resto tengkleng oleh para santri di Pesantren
Yatim Piatu dan Dhuafa, Adh Dhuhaa dan Al Fatih. Beberapa solusi
yang ditawarkan untuk membantu permasalahan mitra adalah (1)
pengenalan dan pelatihan tentang pemanfaatan teknologi pakan
fermentasi untuk pengelolaan ternak kambing, (2) pelatihan dan
pendampingan pembuatan pakan fermentasi ternak kambing, (3)
pelatihan dan pendampingan untuk pengembangan produk olahan
dari daging kambing seperti Aqiqah/ Tasyakuran/ Kurban dan Resto
Tengkleng. Hasil yang telah dicapai adalah telah dilakukan
pengenalan dan pelatihan tentang pemanfaatan teknologi pakan
fermentasi untuk pengelolaan ternak kambing, pelatihan pembuatan
pakan fermentasi ternak kambing, serta pemberian modal kerja
berupa kambing, burung dan freezer. Peserta pelatihan bisa
mempraktekan pembuatan pakan fermentasi. Pengolahan kambing
berupa pembuatan tengkleng sudah bisa dilakukan dengan hasil yang
baik. Modal berupa burung kicau sudah dapat beradaptasi dengan
baik dan sedang tahap untuk program anakan. Modal kambing yang
dititipkan oleh pondok ke salah satu donatur berjalan dengan baik,
tidak mengalami kematian. Program-program tersebut dapat
menunjang kegiatan pondok dan sebagai sarana belajar santri yatim
dalam pengembangan jiwa wirausaha.

References

Astuti P, Sukarni S. 2004. Kinerja Domba Lokal yang Mendapatkan Limbah Padat
(Blotong) Industri Pabrik Gula. Karanganyar: APEKA.
Djajanegara, A. 1983. Intake and digestion of cerealvstraws by sheep. Thesis. University of
Melbourne.
Handayanta E. 2003. Potensi Limbah Industri Pengolahan Kedelai sebagai Bahan
Suplementasi dalam Ransum Ternak Domba. Karanganayar: APEKA.
Republika online, 2013, Anak Yatim di Indonesia capai 3,2 juta,
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/01/mkk1kp-anak-yatim-diindonesia-
capai-32-juta, Senin, 01 April 2013, diakses pada tanggal 20 Mei 2016

Downloads

Published

2018-02-21

How to Cite

Suhendi, A., & Muhtad, M. (2018). IbM Pengembangan Usaha Ternak Kambing di Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa di Kabupaten Sukoharjo. Prosiding University Research Colloquium, 8–12. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/32