Hubungan Paritas Ibu dengan Baby Blues Syndrom di Puskesmas Pamotan Rembang

Authors

  • Yuliana Istigfaroh Universitas Muhammadiyah Kudus
    Indonesia
  • S Sukarmin Universitas Muhammadiyah Kudus
    Indonesia
  • Tri Suwarto Universitas Muhammadiyah Kudus
    Indonesia

Keywords:

Baby blues syndrom, EPDS, Status Paritas

Abstract

Prevalensi kejadian baby blues syndrom dari berbagai negara, berkisar antara 10-34 % dari seluruh persalinan. Angka kejadian Baby blues syndrom di Asia cukup tinggi dan bervariasi antara 26-85%, sedangkan angka kejadian Baby blues syndrom di Indonesia antara 50-70% dari dari ibu primipara pasca persalinan dan sebagian diantaranya adalah ibu melahirkan pada usia <20 tahun. Mengetahui hubungan status paritas dengan kejadian baby blues syndrom di Puskesmas Pamotan, Kabupaten Rembang. Jenis penelitian kuantitatif korelasi. Besar sampel 50 responden dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tentang baby blues syndrom syndrome menggunakan kuesioner EPDS (Edinburgh Post natal Depression Scale) yang telah teruji validitas dan realibilitas. Analisis data uji statistik Spearman Rho. Mayoritas status paritas responden adalah primipara (pernah melahirkan 1 kali) sebanyak 32 orang (64%). Mayoritas responden tidak mengalami kejadian baby blues syndrome yaitu sebanyak 26 orang (52%). Ada hubungan status paritas dengan kejadian Baby blues syndrom di Puskesmas Pamotan, Kabupaten Rembang dengan p value 0,000 < ? 0,05 dan nilai r = 0,614 memiliki korelasi keeratan kuat.

References

[1] A. Rodrigues, M. Silva, and C. Figueiredo, "Prevalence and risk factors of baby blues in the first two weeks postpartum," Journal of Reproductive and Infant Psychology, vol. 38, no. 3, pp. 259-270, 2020, doi: 10.1080/02646838.2020.1713739.

[2] Machmudah, "Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian baby blues syndrome pada ibu nifas," Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, vol. 5, no. 2, pp. 88-95, 2020. doi: 10.37341/jkktr.v5i2.150.

[3] D. Rahayu, A. Susanti, and M. Pratiwi, "Prevalensi dan faktor yang memengaruhi kejadian baby blues syndrome pada ibu nifas di Jawa Timur," Jurnal Kesehatan Reproduksi, vol. 12, no. 1, pp. 45-53, 2021. doi: 10.22435/kespro.v12i1.4567.

[4] Y. Zhang, H. Wang, and L. Li, "From baby blues to postpartum depression: The role of early psychosocial support in maternal mental health," BMC Pregnancy and Childbirth, vol. 21, no. 1, pp. 1-9, 2021. doi: 10.1186/s12884-021-03877-2.

[5] N. S. Ali, R. Ali, and A. Azam, "Association of spousal emotional support and risk of postpartum blues among new mothers," Journal of Maternal and Child Health, vol. 24, no. 3, pp. 145-152, 2020. doi: 10.1007/s10995-020-02987-4.

[6] M. Fernandez, J. Lopez, and P. Garcia, "Socioeconomic status and maternal mental health: Risk factors for baby blues and postpartum depression," International Journal of Environmental Research and Public Health, vol. 19, no. 6, pp. 1-12, 2022. doi: 10.3390/ijerph19063521.

[7] A. Martinez, C. Lopez, and M. Gonzalez, "Parity and risk of baby blues syndrome: A study among postpartum mothers in Spain," Women and Birth, vol. 35, no. 5, pp. e451-e459, 2022. doi: 10.1016/j.wombi.2021.11.006.

[8] Nursalam, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis, 4th ed. Jakarta: Salemba Medika, 2015

[9] R. Regina, L. Paykel, and J. Inwood, "Primiparity as a risk factor for baby blues syndrome: Maternal role transition and psychological stress," Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, vol. 11, no. 2, pp. 112-120, 2020. doi: 10.33546/jkk.v11i2.2020.

[10] Sudarsono, Psikologi Ibu Nifas dan Gangguan Emosional Pasca Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2019.

[11] H. Khotimah, Hubungan Usia dan Paritas dengan Post Partum Blues di RSUD Bangil Pasuruan. Pasuruan: Universitas Nurul Jadid Press, 2021.

[12] L. W. Susanti, Faktor Terjadinya Baby Blues Syndrom pada Ibu Nifas di BPM Suhatmi Puji Lestari. Surabaya: Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Press, 2021.

[13] Rosana, Maternity Blues: Gangguan Emosional Ringan Pasca Persalinan. Jakarta: Pustaka Kesehatan, 2020

[14] S. Munawaroh, Psikologi Ibu Bersalin dan Permasalahan Emosional. Yogyakarta: Deepublish, 2019.

[15] K. Kartano, Kesehatan Jiwa Ibu Pasca Persalinan. Bandung: Alfabeta, 2019.

[16] N. Hasanah and N. Nanda, "Hubungan Dukungan Sosial Suami dengan Kecenderungan Baby Blues Syndrome pada Ibu Pasca Melahirkan," Jurnal Kebidanan dan Kesehatan, vol. 12, no. 1, pp. 34-41, 2021. doi: 10.31219/osf.io/xxxx.

[17]S. Arikunto, "Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik", Cet. XIII. Jakarta: Rineka Cipta, 2014.

[18] S. Astuti, "Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui". Bandung: Erlangga, 2015.

[19] D. S. Cahyaningsih, "Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja". Jakarta: CV Trans Info Media, 2016.

[20] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, "Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015". Semarang: Dinkes Prov Jateng, 2018.

[21] I. Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi". Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2014.

[22] A. A. Hidayat, "Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah", 1st ed. Jakarta: Salemba Medika, 2016.

[23] Y. Huang, "Factor's related to maternal perception of milk supply while in the hospital," "Journal of Nursing Research", vol. 17, no. 3, pp. 179-187, 2015.

[24] Kementerian Kesehatan RI, "Profil Kesehatan Indonesia 2022". Jakarta: Kemenkes RI, 2022.

[25] Kementerian Kesehatan RI, "Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial". Jakarta: Kemenkes RI, 2016.

[26] Kuncoro, "Dukungan Sosial," [Online]. Available: http://www.e-psikologi.co.id. [Accessed: 22-Jun-2022].

[27] Manuaba, "Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB". Jakarta: EGC, 2016.

[28] Marmi and K. Raharjo, "Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah". Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

[29] A. Muhith, "Dasar-dasar Keperawatan Matenitas". Jakarta: Salemba Medika, 2016.

[30] I. Mustika, "Determinan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui: Tinjauan Sistematis Penelitian Tahun 2011-2016," "Journal of Health Science and Prevention", vol. 1, no. 1, Apr. 2016.

[31] S. Notoatmodjo, "Metodologi Penelitian Kesehatan", Ed. 3. Jakarta: Rineka Cipta, 2016.

[32] T. Nugroho, "ASI dan Tumor Payudara". Yogyakarta: Nuha Medika, 2016.

[33] Nursalam, "Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan". Jakarta: Salemba Medika, 2015.

[34] Nuswantari, "Kamus Kedokteran Dorland". Jakarta: EGC, 2015.

[35] S. Prawirohardjo, "Ilmu Kebidanan". Jakarta: Bina Pustaka, 2017.

[36] Rachmat, "Teknik Praktis Riset Komunikasi", Cet. ke-6. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014.

[37] D. A. Rahayu, "Dukungan Psikososial Keluarga pada Ibu Nifas di Kabupaten Pekalongan," [Online]. Available: http://jurnal.unimus.ac.id, 2017.

[38] Riskesdas, "Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS 2022". Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, 2022.

[39] Roesli, "Panduan Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Eksklusif". Jakarta: Pustaka Bunda, 2017.

[40] B. R. Sarason et al., "Handbook of Social Support and the Family", G. R. Pierce, B. R. Sarason, and I. G. Sarason, Eds. New York: Plenum Press, 2014.

[41] Saryono and Setiawan, "Metodologi Penelitian Kebidanan". Yogyakarta: Nuha Medika, 2014.

[42] Suherni, "Perawatan Masa Nifas". Yogyakarta: Fitramaya, 2016.

[43] Sulasmi, "Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif". Skripsi, Medan, 2014.

[44] I. K. Swarjana, "Metodologi Penelitian Kesehatan", Ed. Revisi. Yogyakarta: ANDI, 2015.

[45] Thomas, "Akuntansi Dasar dan Aplikasi dalam Bisnis Versi IFRS". Jakarta: Indeks, 2014.

[46] UNICEF, "The State of The World's Children 2018: Adolescence - An Age of Opportunity". [Online]. Available: https://www.unicef.org/sowc2018/, 2018.

[47] WHO, "The World Breastfeeding Trends Initiative (WBTi)", Kingdom of Saudi Arabia, 2016.

[48] E. P. Widoyoko, "Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian". Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

[49] Worthington and Roberts, "Nutrition Throughout the Life Cycle", 4th ed. Singapore: McGraw-Hill Book Co., 2014.

[50] L. Lestari, "Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Baby Blues Syndrome pada Ibu Postpartum," Jurnal Kebidanan Indonesia, vol. 11, no. 2, pp. 112-120, 2020.

[51] S. Wahyuni, R. Pratiwi, and A. Kartikasari, "Tingkat Pendidikan dan Kesiapan Ibu dalam Menghadapi Masa Nifas," Jurnal Keperawatan Maternitas, vol. 7, no. 1, pp. 25-32, 2019.

[52] N. P. Dewi and L. Lestari, "Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Baby Blues Syndrome," Jurnal Kebidanan Indonesia, vol. 12, no. 1, pp. 45-52, 2020.

Downloads

Published

2025-06-21

How to Cite

Istigfaroh, Y., Sukarmin, S., & Suwarto, T. (2025). Hubungan Paritas Ibu dengan Baby Blues Syndrom di Puskesmas Pamotan Rembang. Prosiding University Research Colloquium, 20, 1079–1089. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/3169