ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN MAREME (GLOCHIDION ARBORESCENS (MÜLL. ARG.) BOERL.) DENGAN METODE DPPH, FRAP, DAN ABTS

Authors

  • H Haryoto Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Edtano Trinanda Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

Antioksidan, mareme, DPPH, FRAP, ABTS.

Abstract

Salah satu hal yang menjadi masalah krisis dunia sekarang adalah dengan meningkatnya polusi dan salah satunya adalah meningkatnya radikal bebas, senyawa yang dapat menghambat radikal bebas adalah antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas sehingga penggunaan senyawa antioksidan berkembang dengan pesat. Sehingga dimulai lah pengembangan tentang sumber antioksidan dapat dijadikan obat-obatan, terdapat beberapa penelitian membuktiakn bahwa beberapa tumbuhan yang memiliki sifat antioksidan salah satunya tumbuhan mareme (Glochidion arborescens Blume) yang dimana tumbuhan mareme ini sering dikonsumsi oleh masyarakat sekitar terutama suku sunda. Di dalam penilitian ini daun mareme yang digunakan untuk menguji sifat antioksidan merupakan ekstrak kental dan metode uji antioksidanya digunakan beberapa metode yaitu DPPH, FRAP, dan ABTS. Hasil rata-rata nilai IC50 dari metode DPPH, FRAP, dan ABTS berturut-turut adalah 42,6; 45,05; dan 38,4 mg/L. Selanjutnya untuk mengetahui kandungan senyawa daun tumbuhan mareme dilakukan uji fitokimia, didapatkan senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Senyawa falvonoid pada umumnya memiliki sifat sebagai antioksidan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Daun tumbuhan Mareme mengandung senyawa antioksidan dengan metode ABTS yang sangat kuat. Berdasarkan uji ANOVA, nilai IC50 dari ketiga metode uji antioksidan “berbeda”.

Downloads

Published

2024-03-07

How to Cite

Haryoto, H., & Trinanda, E. (2024). ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN MAREME (GLOCHIDION ARBORESCENS (MÜLL. ARG.) BOERL.) DENGAN METODE DPPH, FRAP, DAN ABTS. Prosiding University Research Colloquium, 19. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2824