Aplikasi Citra Landsat 7 dan 8 OLI untuk Analisis Spasial Kerawanan Banjir di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Keywords:
Banjir, Kerawanan, Persebaran, Karakteristik, CitraAbstract
Bencana banjir setiap tahun terjadi di wilayah Jabodetabek, terutama Kabupaten Bekasi yang dipicu adanya intensitas curah hujan yang tinggi dengan kondisikemiringan lereng yang datar, jenis tanah dengan permeabilitas rendah, dan penggunaan lahan permukiman dan kawasan industri yang luas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persebaran tingkat kerawanan banjir, karakteristik daerah rawan banjir, dan persebaran tingkat kerawanan banjir pada 10 tahun terakhir. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik pengolahan citra landsat 7 dan 8 OLI, skoring parameter banjir, dan overlay. Hasil penelitian menunjukkan persebaran tingkat kerawanan banjir terbagi lima klasifikasi. Klasifikasi sangat tinggi 267,795 km² (21,25 %), klasifikasi tinggi 921,322 km² (73,11 %), klasifikasi sedang 36,143 km² (2,87 %), klasifikasi rendah 33,406 km² (2,65 %), dan klasifikasi sangat rendah 1,237 km² (0,1 %). Karakteristik daerah rawan banjir berupa kemiringan lereng yang termasuk datar, jenis tanah berupa latosol dan alluvial yang memiliki infiltrasi lambat, curah hujan yang tingi serta penggunaan lahan yang menimbulkan berkurangnya daerah resapan seperti permukiman padat penduduk sehingga menjadi daerah rawan banjir. Klasifikasi sangat tinggi tersebar di 22 kecamatan dengan total luas wilayah 302,317 km² atau 24,03 %. Klasifikasi tinggi tersebar di 23 kecamatan dengan total luas wilayah 847,943 km² atau 67,41 %. Persebaran tingkat kerawanan banjir pada 10 tahun terakhir, yaitu klasifikasi sangat tinggi 302,317 km² (24,03 %). Klasifikasi tinggi 847,943 km² (67,41 %). Klasifikasi sedang 67,545 km² (5,37 %). Klasifikasi rendah 38,798 km² (3,08 %). Klasifikasi sangat rendah 1,28 km² (0,1 %).
References
[2] Asdak. 1995. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai . Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
[3] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2012. Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta: BNPB.
[4] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2016. Risiko Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB.
[5] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2014. Dokumen Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019. Jakarta: BNPB.
[6] Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 2020. Data Bencana 2020 Pusdalops. Bekasi: BPBD.
[7] Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, hal. 48-49.
[8] Dave, C. P., Joshi, R., & Srivastava, S. 2015. A Survey on Geometric Correction of Satellite Imagery. International Journal of Computer Applications, 116(12), 24-27.
[9] Handoko. 1993. Klimatologi Dasar. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
[10] Hidayat, Ahmad Syaiful. 2015. Analisis Kerawanan Banjir di Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur. Yogyakarta: UNY.
[11] Hermon, D. 2012. Mitigasi Bencana Hidrometeorlogi: Banjir, Longsor, Degradasi Lahan, Ekologi, Kekeringan, dan Puting Beliung. Padang: UNP.
[12] Insyani, R.S. 2010. Dasar-Dasar Penginderaan Jauh. Semarang: ALPRIN.
[13] International Strategy for Disaster Reduction (ISDR). 2004. Living with Risk - A Global Review of Disaster Reduction Initiatives. Geneva: United Nations Publication.
[14] Kodoatie, R.J. dan Sugiyanto, 2002. Banjir, Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[15] Mayahati, Jossita Wilma. 2019. Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Kabupaten Pati Tahun 2018. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[16] Munir, Agus Qomarudin. 2014. Sistem Informasi Geografi Pemetaan Bencana Alam Menggunakan Google Maps. Jurnal Teknologi Informasi. Vol. IX No. 26
[17] Muzani. 2020. Elucidating Flood Disaster Problems in the World Capital Cities: Analyzing the Role of Humantrain Supply Chain. International Journal of Supply Chain Management, 9(3), 712-719.
[18] Nisarto, Funnerti. 2016. Pemetaan Kerawanan Banjir Daerah Aliran Sungai Tangka. Makassar: Universitas Hasanuddin.
[19] Papilaya, P.P.E. 2013. Pemilihan Kombinasi Band Citra Komposit Landsat 5 Tm Untuk Menganalisa Tutupan Lahan Hutan Mangrove Di Teluk Dalam Pulau Ambon. Ekosains, 02(01), 77-89.
[20] Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 (IPDN, 2011).
[21] Putra, Muh. Alief Rusli. 2017. Pemetaan Kawasan Rawan Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Menentukan Titik dan Rute Evakuasi. Makassar: UIN Alauddin.
[22] Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis:Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika. Bandung: Informatika Bandung, 2014.
[23] Pratomo, A. J. 2008. Analisis Kerentanan Banjir di Daerah Aliran Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah dengan Bantuan Sistem Informasi Geografis. Surakarta: Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[24] Prasetyo, Agustinus Budi. 2009. Pemetaan Lokasi Rawan dan Risiko Bencana Banjir di Kota Surakarta Tahun 2007. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret.
[25] Primayuda A, 2006. Pemetaan Daerah Rawan dan Resiko Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografis: studi kasus Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Kuswaji Dwi Priyono, Adinda Putri Andayani

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.