Faktor Risiko Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Soedirman Kebumen

Authors

  • S Sumarni Universitas Muhammadiyah Gombong
  • K Kusumastuti Universitas Muhammadiyah Gombong
  • Dyah Puji Astuti Universitas Muhammadiyah Gombong
  • Fitria Prabandari Universitas Muhammadiyah Gombong
  • Yusronisa Nur Hikmah Universitas Muhammadiyah Gombong

Keywords:

Komplikasi kehamilan, persalinan, asfiksia neonatorum

Abstract

Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir (neonatus) tidak dapat memulai bernafas spontas saat setelah lahir. Beberapa faktor yang menyebabkanasfiksia neonatorum antara lain faktor ibu, bayi, dan tali pusat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi asfiksia pada bayi baru lahir di Dr. Soedirman Kebemen. Jenis penelitian yang digunakan yakni observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi pada penelitian ini adalah bayi baru lahir yang di rawat di Ruang perinatal Dr. Soedirman Kebemen pada periode Januari- Desember 2021 sebanyak 834. Besar sampel untuk tiap kelompok adalah 156. Analisisdata menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menyatakan bahwa persalinan prematur (p=0.777), persalinan lama (p=0,581), dan pre eklamsia berat (p=0.276) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap asfiksia. Sedangkan plasenta previa (p=0.032) dan ketuban pecah dini (p=,010) berpengaruh secara signifikan terhadap asfiksia yang Kesimpulan; Plasenta previa dan ketuban pecah dini berpengaruh secara signifikan terhadap asfiksia yang dialami oleh bayi baru lahir, sedangkan persalinan lama, persalinan prematur, pre eklamsia berat tidak berpengaruh secara signifikan terhadap asfiksia yang dialami oleh bayi baru lahir.

References

[1] Aminah, A., & Wahyu, M. S. (2017). Hubungan Bayi Prematur dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum . Jurnal Obstretika Scientia , 4(2).
[2] Ardyana, D., & Sari, E. P. (2019). Hubungan Lilitan Tali Pusat, Partus Lama Dan Plasenta Previa Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Agustus 2019. Jurnal ’Aisyiyah Medika , 4. https://jurnal.stikes-aisyiyahpalembang.ac.id/index.php/JAM/article/view/209
[3] Batubara, A. R., & Fauziah, N. (2020). Faktor Yang Memengaruhi Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSU Sakinah Lhokseumawe. Journal of Healthcare Technology and Medicine , 6(1), 411–423.
[4] Cunningham, F. G. (2005). Obstetri Williams. EGC.
[5] Dahlan, M. S. (2013). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Salemba Medika.
[6] Dahriana. (2011). Dahriana, A. Faktor Risiko Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2010 (skripsi). [Skripsi]. Universitas Hasanuddin Makassar.
[7] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2021). BUKU SAKU KESEHATAN TAHUN 2021.https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/dokumen/BukuSakuKesehatan_2021/index.html
[8] Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2021). Buku Saku Kesehatan Jawa Tengah 2019. Dinkes Provinsi Jawa Tengah.
[9] Eka, A. (2015). Hubungan Antara Partus Lama dan Kondisi Air Ketuban dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Salatiga. . Jurnal Kebidanan Adila Bandar Lampung, 7(2).
[10] Gilang, Notoatmodjo, H., & Rakhmawatie, M. D. (2012). Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum (studi di RSUD Tugurejo Semarang). . Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, 1(2), 11–19. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/1300/1353
[11] Hassan. (2007). Ilmu Kesehatan Anak. infomedika.
[12] Irwanto. (2017). Asfiksia pada Bayi Baru Lahir dan Resusitasi. In Seminar Kebidanan Stikes Karya Husada, Kediri, 22 Agustus 2017. Stikes Karya Husada.
[13] Kemenkes RI. (2015). Buku saku pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
[14] Kemenkes RI. (2016). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan lntervensi dini tumbuh kembang anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Kemenkes RI.
[15] Kemenkes RI. (2020). Profil-Kesehatan-indonesia-2019. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
[16] Kurniawati, N., & Triyawati, L. (2014). Pengaruh Usia dan Paritas terhadap Kejadian Plasenta Previa pada Ibu Hamil Trimester III di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto." . STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 3(1), 29–41.
[17] Majeed, R., Memon, Y., Majeed, F., Parveen, N., & Rajar, U. D. M. (2007). Risk factors of birth asphyxia. Journal of Ayub Medical College, 19(3), 67–71. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18444595/
[18] Manuaba, I. B. G. (2017). Pengantar Kuliah Obstetri . EGC.
[19] Martono, T. U. (2011). Risk Factors for Birth Asphyxia.Department of Child Health Faculty of Medicine. Surabaya: Airlangga University Dr Soetomo Hospital Surabaya; 2011. . Folia Medica Indonesiana , 47(4), 211–214. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/03%2011023%20MartonoE2%20_format%20FMI_.pdf
[20] Mayasari, B., Arismawati, D. F., Idayanti, T., & Wardani, R. A. (2018). Hubungan Persalinan Prematur Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Ruang Bersalin RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Jurnal Nurse and Health, 7(1), 42–50. https://doi.org/DOI. 10.5281/zenodo.1464484.
[21] Mochtar, R. (2012). Sinopsis obstetri, obstetri fisiologi, obstetri patologi (2nd ed., Vol.1). EGC
[22] Musbikin, I. (2005). Panduan bagi ibu hamil & melahirkan. Mitra Pustaka.
[23] Nayeri, F., Mamak Shariat, Dalili, H., Adam, L. B., Mehrjerdi, F. Z., & Shakeri, A. (2012). Perinatal risk factors for neonatal asphyxia in Vali-e-Asr hospital. Iranian Journal of Reproductive Medicine, 10(2), 137–140. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4163276/pdf/ijrm-10-137.pdf
[24] Negara, K. S., Mulyana, R. S., & Pangkahila, E. S. (2017). Buku ajar ketuban pecah dini. Universitas Udayana.
[25] Norma, N., & Dwi, M. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi. Nuha Medika.
[26] Nurhayati, A. M. (2017). Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyakit Pada Neonatus. TIM.
[27] Prawirohardjo, S. (2020). Ilmu kebidanan. Edisi Ke 4, Cetakan Ke enam. (4th ed., Vol. 6). Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
[28] Purnamaningrum, Y. (2017). Penyakit Pada Neonatus, Bayi dan Balita. Fitramaya.
[29] Putri, N. N. B. K. A. P. (2019). Analisis Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Ners Dan Kebidanan , 6(2), 251–262.
[30] Rahmaharyanti, R. (2014). Laporan Pendahuluan Asfiksia Neonatorum Stase Keperawatan Anak Di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Purwokerto:
[31] Rambe, N. L. (2018). Hubungan Antara Ketuban Pecah Dini Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Gunungsitoli. Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA , 4(1). https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEBIDANAN/article/view/146
[32] Saifuddin, A. B. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.: Vol. Cetakan ke 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
[33] Setyanto, D. B. (2010). Buku ajar respirologi anak. (1st ed.). Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
[34] Suardana, K. (2013). Kerja Surfaktan Dalam Pematangan Paru Bayi Preterm. https://adoc.pub/queue/kerja-surfaktan-dalam-pematangan-paru-bayi-preterm-drketut-.html
[35] Sugiyono. (2018). Metode penelitian kuantitatif . Alfabeta.
[36] Suradi, R., Aminullah, A., Kosim, S., Rohsiswatmo, R., Soeroso, S., Kaban, R., & Prasmusinto, D. (2008). Pencegahan dan penatalaksanaan asfiksia neonatorum. Depkes RI.
[37] Tahir, R., Rismayanti, R., & Ansar, J. (2013). Risiko Faktor Persalinan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Umum Daerah Sawerigading Kota Palopo Tahun 2012. Univeristas Hasanuddin.
[38] Widiani, N. N. A., Kurniati, Y., & Windiani, T. (2016). Faktor Risiko Ibu dan Bayi Terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum di Bali: Penelitian Case Control. Public Health and Preventive Medicine Archive, 4(2), 120–126. https://media.neliti.com/media/publications/164613-ID-none.pdf
[39] Wiradharma dkk. (2013). Risiko Asfiksia padaKetuban Pecah Dini di RSUP Sanglah Denpasar. Bali: SMF/Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RSUP Sanglah, Denpasar. Sari Pediatri; 2013; 14(5). Sari Pediatri, 14(5).

Downloads

Published

2023-01-04

How to Cite

Sumarni, S., Kusumastuti, K., Astuti, D. P., Prabandari, F., & Hikmah, Y. N. (2023). Faktor Risiko Asfiksia Neonatorum Di Rumah Sakit Soedirman Kebumen. Prosiding University Research Colloquium, 1591–1602. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2599