Peningkatan Aktivitas Fungsional Pada Pasien Stroke di Desa Tohudan
Keywords:
Stroke, Lansia, Aktivitas FungsionalAbstract
Stroke merupakan penyakit neuromuskular yang disebabkan oleh kerusakan otak yang mengakibatkan terganggunya suplai darah dimana beberapa sel otak akan mati akibat pengaruh gangguan aliran darah akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Di jaringan otak, kurangnya aliran darah menghasilkan serangkaian respons biokimia yang dapat merusak atau membunuh sel-sel saraf otak. Sifat malas yang muncul pada lansia membuat penurunan/kelemahan aktivitas fungsional pasien semakin parah sehingga dapat menimbulkan kekakuan dan kelemahan pada area tubuh yang terkena stroke. Sampel penelitian ini adalah pasien stroke yang berada di Desa Tohudan sebanyak 5 pasien. Setelah dilakukan observasi, ditemukan 3 orang lainnya dalam fase pasca stroke. Namun, mereka masih membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan aktivitas fungsional mereka. Sedangkan 3 pasien lainnya masih termasuk dalam kategori stroke hemiparise (kelemahan satu sisi tubuh). Kesembuhan pada pasien stroke bervariasi, waktu dan pemulihan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis stroke. Gerakan yang dilakukan pada pasien stroke adalah santai, sesuai kemampuan dan bertahap. Kami menemukan bahwa kemajuan pasien stroke yang kami berikan latihan telah meningkat. Peningkatan tersebut merupakan hasil dari program yang telah kami lakukan beberapa kali.
References
[2] D. Krisnawati and L. Anggiat, “Terapi latihan pada kondisi stroke: kajian literatur,” J. Fisioter. Terap. Indones. , vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2021.
[1] Handoko, T., Susilo, T. E., & Fauziah, M. R. (2022, January). IMPROVING POST STROKE FUNCTIONAL ABILITY USING THE BOBATH CONCEPT: A CASE REPORT. In Academic Physiotherapy Conference Proceeding (pp. 158-165).
[2] Langhorne, P., Bernhardt, J., & Kwakkel, G. (2011). Stroke rehabilitation. The Lancet, 377(9778), 1693-1702.
[3] Ada, L., Dorsch, S., & Canning, C. G. (2006). Strengthening interventions increase strength and improve activity after stroke: a systematic review. Australian Journal of Physiotherapy, 52(4), 241-248.
[4] Kim, C. S., Gong, W., & Kim, S. G. (2011). The effects of lower extremitiy muscle strengthening exercise and treadmill walking exercise on the gait and balance of stroke patients. Journal of Physical Therapy Science, 23(3), 405-408.
[5] Vinstrup, J., Calatayud, J., Jakobsen, M. D., Sundstrup, E., Jørgensen, J. R., Casaña, J., & Andersen, L. L. (2018). Hand strengthening exercises in chronic stroke patients: Dose-response evaluation using electromyography. Journal of Hand Therapy, 31(1),
[6] Leniwita, H. L., Prabawati, D. P., & Susilo, W. H. (2020). pengaruh latihan range of motion (rom) terhadap perubahan aktivitas fungsional pada pasien stroke rawat inap di RSU UKI Jakarta. Jurnal JKFT, 4(2), 72-77.
[7] Tresnasari, C., Basuki, A., & Defi, I. R. (2017). Efektivitas latihan penguatan terhadap kemampuan fungsional anggota gerak atas pada pasien strok iskemi fase subakut. GMHC, 5(3), 182-8.
[8] Derang, I. (2020). Pengaruh Range Of Motion Aktif-Assisitif: Latihan Fungsional Tangan Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragic Di Rsup Haji Adam Malik Medan. Elisabeth Health Jurnal , 5(1), 80-89.
[9] Yudha, F., & Amatiria, G. (2017). Pengaruh range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot pasien pasca perawatan stroke. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 10(2), 203-208.
[10] D. Krisnawati and L. Anggiat, “Terapi latihan pada kondisi stroke: kajian literatur,” J. Fisioter. Terap. Indones., vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2021.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jihan Bariqa Arya Ramadhani, Rahmawati Cahya Ningrum, Angger Perdana Wibowo, Alviana Rohali, Cindy Hasna Fatikha, Taufik Eko Susilo, Arif Pristianto

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.