Faktor Resiko Kehamilan Post-Term di RS PKU Muhammadiyah Gombong

Authors

  • Eka Riyanti Universitas Muhammadiyah Gombong
  • Suratih Widiastuti Universitas Muhammadiyah Gombong
  • Siti Mutoharoh Universitas Muhammadiyah Gombong

Keywords:

Kehamilan, Risiko, Postterm

Abstract

Latar Belakang: Kehamilan postterm merupakan kehamilan yang memanjang sampai 41 minggu atau lebih. Beberapa faktor resiko kehamilan postterm diantaranya usia, paritas, pendidikan dan riwayat kehamilan postterm sebelumnya. Kehamilan postterm dapat berakibat pada ibu dan janin diantaranya terjadi trauma perineum pada ibu dan makrosomia terjadi pada janin. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan usia, paritas, pendidikan, riwayat kehamilan postterm sebelumnya dengan kehamilan postterm di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain case control. Data penelitian ini diperoleh dari rekam medik ibu bersalin di RS PKU Muhammadiyah Gombong tahun 2021 dengan besar sampel sebanyak 94. Pengambilan sampel mengunakan metode purposive sampling dan perhitungan analisis data menggunkan uji chi square. Hasil Penelitian: Hasil analisis dari usia (p=0,002< 0,05), paritas (p=0,000< 0,05), pendidikan (p=0,000< 0,05), dan riwayat kehamilan postterm sebelumnya (p=0,030< 0,05) yang berarti memiliki hubungan dengan kehamilan postterm. Kesimpulan: Terdapat hubungan usia, paritas, pendidikan, riwayat kehamilan postterm dengan kehamilan postterm. Rekomendasi: Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan faktor resiko kehamilan postterm seperti faktor resiko obesitas, riwayat keturunan, dan riwayat ANC yang dapat mempengaruhi kehamilan postterm dengan desain penelitian yang berbeda.

References

[1] E. Fariningsih, “Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Kehamilan Postterm Di RSUD Embung Fatimah Kota Batam 2013,” A J. Heal. Sci., vol. 1, no. (1), 2020.
[2] E. B. Sinaga, “Hubungan Usia Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kehamilan Serotinus Di Klinik Bidan Suriani Kisaran Tahun 2020,” J. Matern. Kebidanan, vol. 5, no. 1, 2020.
[3] Kementrian Kesehatan RI., “Profil Kesehatan Indonesia 2020. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.,” 2021. [Online]. Available:https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/ Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf.
[4] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah., “Profil Kesehatan Provinsi Jateng Tahun 2019.,” 2019.
[5] Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen., “Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen 2019.,” 2019. [Online]. Available: https://kesehatan.kebumenkab.go.id/index.php/web/download.
[6] J. Ul Haq, A. I., Bashir, S., Shabana, N., Sadiq, N., Inayat, F. C., & Faisal, “40 Weeks of Gestation is as High-Risk Gestation as 41 Weeks in Low-Ris Pregnancies.,” J. Rawalpindi Med. Coll. , vol. 24, no. 4, pp. 358–362., 2020, [Online]. Available: https://doi.org/10.37939/jrmc.v24i4.1454.
[7] H. Abdi, N., Alavi, A., Pakbaz, F., & Darabi, “Vaginal misoprostol versus intracervical Foley catheter for cervical ripening in postdate primigravid women: a randomized clinical trial.,” BMC Pregnancy Childbirth, vol. 21, no. 1, pp. 1–10, 2021.
[8] P. Hemalatha, K., & Shankar, “Study of maternal and foetal outcome in post-term pregnancies.,” Int. J. Reprod. Contraception, Obstet. Gynecol. , vol. 6, no. 7, p. 3147, 2017, [Online]. Available: https://doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20172951.
[9] P. Verma, V., Kanti, V., & Shree, “Maternal and fetal outcome in post term pregnancy.,” Int. J. Reprod. Contraception, Obstet. Gynecol. , vol. 6, no. 7, p. 2897., 2017, [Online]. Available: https://doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20172632.
[10] H. Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo., 2016.
[11] N. Hartuti, N., Juliyanti, F., & Zakiah, “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Kejadian Serotinus Di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar Tahun 2019,” 2019.
[12] S. Mutoharoh, E. Indrayani, and K. Kusumastuti, “Pengaruh Latihan Birthball terhadap Proses Persalinan,” J. Ilm. Kesehat., vol. 13, no. 1, 2020, doi: 10.48144/jiks.v13i1.220.
[13] S. F. Holid and W. Silvia, “Hubungan Umur dan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Kehamilan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut Tahun 2014,” J. Kesehat. Budi Luhur, vol. 10, no. 2, pp. 152–159, 2017.
[14] A. L. Hanifah, “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Persalinan Pretem Di RSUD Wonosari Tahun 2015-2016,” Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan, 2017.
[15] E. Riyanti, A. Suciati, and S. Mutoharoh, “High Risk Pregnancy at The Sempor Health Center,” vol. 1, no. 2, pp. 63–69, 2022.
[16] T. Astutik, V., & Sutriyani, “Hubungan riwayat serotinus , stres dan disfungsi uterus hipotonik dengan resiko terjadinya serotinus di rs madinah kasembon.,” J. Ilm. Obstet. Gynekol. Dan Ilmu Kesehatan, vol. 7, no. 1, pp. 42–49., 2021.
[17] N. Hartuti, F. Juliyanti, and N. Zakiah, “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Kejadian Serotinus Di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar Tahun 2019,” vol. 8, no. 5, p. 55, 2019.
[18] E. Kortekaas, J. C., Kazemier, B. M., Keulen, J. K. J., Bruinsma, A., Mol, B. W., Vandenbussche, F., Van Dillen, J., & De Miranda, “Risk of adverse pregnancy outcomes of late- and postterm pregnancies in advanced maternal age: A national cohort study.,” Acta Obstet. Gynecol. Scand. , vol. 99, no. 8, pp. 1022–1030., 2020, [Online]. Available: https://doi.org/10.1111/aogs.13828.
[19] Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC, 2010.
[20] F. Apriyanti and Y. Fiska, “Hubungan Paritas Dengan Date di RSUD Bangkinang Tahun 2012,” J. kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau, vol. 5, pp. 58–68, 2012.
[21] G. Singh, S., Gupta, H. P., Verma, U., & Yadav, “The study of maternal and perinatal outcome in prolonged pregnancy.,” Int. J. Reprod. Contraception, Obstet. Gynecol., vol. 6, no. 3, p. 1067, 2017, [Online]. Available: https://doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20170586.
[22] R. K. Sugiharti and F. Fulana, “Faktor Risiko Terjadinya Serotinus Di RSUD Kraton Pekalongan,” Viva Med., vol. 03, no. 4, pp. 57–66, 2017.
[23] H. Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasam Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2016.
[24] S. W. Rina and Rusmiyawati, “Description of Characteristics Mother With Delivery In Pregnancy Serotinus In RSDM Surakarta,” Indones. J. Med. Sci. , vol. 4, no. 1, pp. 54–62, 2017.
[25] F. Prabandari, E. Novyriana, and Siti Mutoharoh, “Pengaruh Video Persiapan Persalinan Terhadap Kesiapan Menghadapi Persalinan Pada Primigravida Trimester III,” J. UNW, pp. 21–28, 2021.
[26] L. Hanifah, “HUBUNGAN USIA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI ( SADARI ) Age Relationship With The Adolecent Knowledge Of The Principles About The Significant BreastTreatment ( BSE ) Hubungan Usia Dengan Pengetahuan Remaja Putri Tent,” 2017.
[27] A. Pontoh, “Tingkat Karakteristik (Umur, Paritas, Pendidikan) Ibu Hamil Tentang Kejadian Kehamilan Resiko Tinggi,” Akad. Kebidanan Griya Husada, pp. 52–59,2018.
[28] S. M. Corneles and F. N. Losu, “Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Risiko Tinggi,” J. Ilm. Bidan, vol. 3, pp. 51–55, 2015.
[29] D. Tegene, K. Mohammed, and K. Amana, “The prevalence of post-term pregnancy and its associated factors at Adama Hospital Medical Collage, Adama Ethiopia,” Ethiop. J. Reprod. Heal., vol. 14 (1), 2022.

Downloads

Published

2023-01-04

How to Cite

Riyanti, E., Widiastuti, S., & Mutoharoh, S. (2023). Faktor Resiko Kehamilan Post-Term di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Prosiding University Research Colloquium, 448–457. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2464