Perbedaan Berat Badan, Asupan Fe dan Zinc Antara Balita Stunting dan Non Stunting Di Puskesmas Gilingan Surakarta

Authors

  • Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
  • Retno Dewi Noviyanti ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
  • Silvia Ika Rahmawati ITS PKU Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

berat badan, Fe, zinc, stunting

Abstract

Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting antara lain berat badan, Fe dan zinc dikarenakan hal-hal tersebut berkaitan dengan pertumbuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan berat badan, asupan Fe dan zinc antara balita stunting dan non stunting di Puskesmas Gilingan Surakarta. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dan sebanyak 32 sampel dari masing-masing kelompok diukur berat badan serta dilakukan wawancara food recall 24 jam untuk menganalisis asupan Fe dan zinc. Analisis data menggunakan uji Independent t test dan Mann Whitney. Hasil penelitan menunjukkan kelompok balita stunting memiliki rerata berat badan, asupan Fe dan zinc lebih rendah daripada balita non stunting. Perbedaan berat badan (p=0,000), asupan Fe (0,019), dan asupan zinc (p=0,014) antara balita stunting dan non stunting. Kesimpulan dalam penelitian ini ada perbedaan berat badan, asupan Fe dan zinc antara balita stunting dan non stunting Di Puskesmas Gilingan Surakarta.

References

[1] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Situasi Balita Pendek, ACM SIGAPL APL Quote Quad, vol 29, no 2, pp. 63–76, 2016.
[2] UNICEF, Ringkasan Kajian Gizi, Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013.
[3] Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), “Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,”, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2013.
[4] Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), “Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,”, Kementerian RI Tahun 2018, Jakarta, 2018.
[5] N. Amalina, “Hubungan Asupan Protein, Karbohidrat, dan Konsumsi Garam Beriodium dengan Kejadian Stunting Pada Balita usia 24-59 Bulan di Desa Kuala Terusan Tahun 2020,” Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Riau, 2020.
[6] E. Sundari dan Nuryanto, “Hubungan Asupan Protein, Seng, Zat Besi, dan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Z-score TB/U Pada Balita,” Journal of Nutrition College, vol 5, no 4, pp 520-529, 2016.
[7] E. Mayang Sari, M. Juffrie, N. Nurani, M. Neni Sitaresmi, “Protein, calcium and phosphorus intake of stunting and non stunting children aged 24-59 months,” Jurnal Gizi Klinik Indonesia, vol 12, no 4, pp. 152-159, 2016.
[8] L. Hidayati, H. Hadi, A. Kumara, “Kekurangan Energi Dan Zat Gizi Merupakan Risiko Kejadian Stunted Pada Anak Usia 1-3 Tahun Yang Tinggal Di Wilayah Kumuh Perkotaan Surakarta,” J. Kesehatan, vol 3, no 1, pp. 89-104, 2010.
[9] L. Tazki Fikrina, ”Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita 24-59 Bulan di Desa Karangrejek Wonosari Gunung Kidul”, Skripsi, Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 2017.
[10] U. Fahmi Achmadi, Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasinya, Jakarta : Graha Grafindo, 2013.
[11] A. Krisna Manggala, K. Wisma Mitra Kenwa, M. Me Lina Kenwa, A. Agung Gedhe Dwinaldo Putra Jaya Sakti, dan A. Agung Sagung Sawitri, 2018. “Risk factors of stunting in children aged 24-59 months,” Paediatrica Indonesiana, vol 5, no 5, pp. 205- 12, 2018.
[12] Gabriel, “Perilaku Keluarga Sadar Gizi Kaitannya dengan Status Gizi dan Kesehatan Balita di Desa Cikarawang Bogor,” Gizi Indones, vol 5, no 2, pp. 88-97, 2017.
[13] Rismawati dan Rahmiwati, “Korelasi Perilaku Kadarzi terhadap Status Gizi Balita di Puskesmas Simpang Indralaya,” Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol 6, no 3, pp. 168-189, 2015.
[14] W. Barokhatul Maulidah, N. Rohmawati, dan S. Sulistiyani, “Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember,” Ilmu Gizi Indonesia, vol 2, no 2, pp. 89–100, 2019.
[15] R. Savita dan F. Amelia, “Hubungan Pekerjaan Ibu, Jenis Kelamin, dan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita 6-59 Bulan di Bangka Selatan,” Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Pangkal Pinang, vol 8, no 1, pp.1- 8, 2020.
[16] M. B Narendra, Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakarta: PT Sagung Seto, 2002.
[17] E. Sumedi, Y. Widodo, dan Sandjaja, “Pola Konsumsi anak umur 6 bulan – 12 tahun di Indonesia,” Gizi Indon, vol 36, no 2, pp. 131-142, 2013.
[18] W. Z A Mikhail, H. M Sobhy, H. H El-sayed, S. A Khairy, H. Y H Abu Salem, M. A Samy, “Effect of Nutritional Status on Growth Pattern of Stunted Preschool Children in Egypt,” Academic Journal of Nutrition, vol 2, no 1, pp. 01-09, 2013.
[19] F. Yusni Adani dan T. Susila Nindya. “Perbedaan Asupan Energi, Protein, Zink dan Perkembangan Pada Balita Stunting dan Non Stunting,” Amerta Nutr, pp. 46-51, 2017.
[20] G. Gat Yablonski and M. Phillip, “Nutritionally Induced Catch Up Growth, Nutrients”, vol 7, pp. 517-552, 2015.
[21] M. Agus Krisno Budiyanto, Dasar Dasar Ilmu Gizi, Malang: UMM Pres; pp. 40-41, 2004.
[22] S. S Gropper, J. L Smith, and J. L Groff, “USA : Advanced Nutrition and Human Metabolism, Fifth Edition”, Wadsworth, 2009.
[23] R. Anisa Damayanti, L. Muniroh, dan Farapti, “Perbedaan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif pada Balita Stunting dan Non Stunting,” Media Gizi Indonesia, vol 11, no 1, 2016.
[24] N. Petry, I Olofin, E Boy, M. Donahue Angel, and F. Rohner, “The Effect of Low Dose Iron and Zinc Intake on Child Micronutrient Status and Development during the First 1000 Days of Life: A Systematic and Meta-Analysis”, Nutrients, vol 8, pp. 773, 2016.
[25] F. Okky Aridiyah, N. Rohmawati, dan M. Ririanty,“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas,” e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol 3, no 1, 2015.
[26] V. Galetti, C. Evariste S Mitchikpe, P. Kujinga, F. Tossou, D. Joseph Hounhouigan, M. B Zimmermann, and D. Moretti, “Rural Beninese Children Are at Risk of Zinc Deficiency According to Stunting Prevalence and Plasma Zinc Concentration but Not Dietary,” The Journal of Nutrition, no 4, pp. 114–123, 2016.
[27] A. Pramono, N. Anggraeni, dan M. Zen Rahfiludin, “Asupan Seng , Kadar Serum Seng dan Stunting Pada Anak Sekolah di Pesisir Semarang,” J. Gizi Pangan, vol 11, no 1, pp. 19–26, 2016.

Downloads

Published

2023-01-04

How to Cite

Kusudaryati, D. P. D., Noviyanti, R. D., & Rahmawati, S. I. (2023). Perbedaan Berat Badan, Asupan Fe dan Zinc Antara Balita Stunting dan Non Stunting Di Puskesmas Gilingan Surakarta. Prosiding University Research Colloquium, 314–322. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2447