Perbedaan Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu dan Riwayat Pemberian MP ASI Pada Balita Stunting dan Non Stunting di Wilayah Puskesmas Trucuk II Klaten.

Authors

  • Dewi Marfuah ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
  • Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
  • Novi Kurniawati ITS PKU Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu, Riwayat Pemberian MP ASI, Stunting

Abstract

Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Faktor yang mempengaruhi stunting diantaranya asupan makan, riwayat ASI eksklusif, riwayat pemberian MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu), pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, dll . Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, dan riwayat pemberian MP ASI pada balita stunting dan non stunting di Puskesmas Trucuk II Klaten. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain case control. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling dengan jumlah 31 balita stunting dan 31 balita non stunting yang berusia 24- 36 bulan. Data stunting dan non stunting diperoleh dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan balita. Data pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, dan riwayat pemberian MP ASI diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu balita. Analisis data perbedaan pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, dan riwayat pemberian MP ASI menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian: menunjukkan perbedaan pendidikan ibu pada balita stunting dan non stunting diperoleh nilai p=0,181, perbedaan status pekerjaan ibu pada balita stunting dan non stunting diperoleh nilai p=0,000 dengan Odd Ratio (OR) sebesar 21,6, dan riwayat pemberian MP ASI pada balita stunting dan non stunting diperoleh nilai p=0,001 dengan Odd Ratio (OR) sebesar 75,4. Kesimpulan: tidak ada perbedaan pendidikan ibu pada balita stunting dan non stunting di Puskesmas Trucuk II, ada perbedaan status pekerjaan ibu dan riwayat pemberian MP ASI pada balita stunting dan non stunting di Puskesmas Trucuk II.

References

[1] Kemenkes RI, “Buletin Stunting,” Kementeri. Kesehat. RI, vol. 301, no. 5, pp. 1163– 1178, 2018.
[2] V. M. Aguayo and P. Menon, “Stop Stunting: Improving Child Feeding, Women’s Nutrition and Household Sanitation in South Asia,” Matern. Child Nutr. , vol. 12, no. 1, pp. 3–11, 2016, doi: 10.1111/mcn.12283.
[3] Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia 2017, no. July. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2018.
[4] Kemenkes RI, Situasi Balita Pendek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016.
[5] Kemenkes RI, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, vol. 68, no. 1. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2020.
[6] Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Profil Kesehatan Kabupaten Klaten Tahun 2020. Klaten: Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, 2020.
[7] Komalasari, E. Supriati, R. Sanjaya, and H. Ifayanti, “Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita,” Maj. Kesehat. Indones. , vol. 1, no. 2, pp. 51–56, 2020, doi: 10.47679/makein.202010.
[8] R. F. Putri, D. Sulastri, and Y. Lestari, “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang,” J. Kesehat. Andalas, vol. 4, no. 1, pp. 254–261, 2015, doi: 10.25077/jka.v4i1.231.
[9] Rismawati, A. Rahmiwati, and F. Febry, “Correlation of Kadarzi Behavior on the Nutritional Status Toddlers in Health Centers Simpang Timbangan Indralaya,” J. Ilmu Kesehat. Masy., vol. 6, no. 3, pp. 195 – 201, 2015, [Online]. Available:
http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/download/483/pdf.
[10] D. A. Apriastuti, “Program Pascasarjana Universitas,” Universitas Sebelas Maret, 2010.
[11] C. Ni’mah and L. Muniroh, “Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga Miskin,” Media Gizi Indones., vol. 10, no. 2015, pp. 84–90, 2015, doi: Vol. 10, No. 1 Januari– Juni 2015: hlm. 84–90 terdiri.
[12] L. Nurbaiti, A. C. Adi, S. R. Devi, and T. Harthana, “Kebiasaan makan balita stunting pada masyarakat Suku Sasak: Tinjauan 1000 hari pertama kehidupan (HPK),” Masyarakat, Kebud. dan Polit. , vol. 27, no. 2, pp. 104–112, 2014, doi: 10.20473/mkp.v27i22014.104-112.
[13] M. Adriani and B. Wirjatmadi, Gizi dan Kesehatan Balita : Peranan Mikro Zinc pada Pertumbuhan Balita Repository - UNAIR REPOSITORY. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014.
[14] K. RI, Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian KEsehatan dan JICA, 2015.
[15] A. Proverawati and E. K. Wati, Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yokyakarta: Nuha Medika, 2017.
[16] TNP2K, “100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting),” Tim Nas. Percepatan Penanggulangan Kemiskin., vol. 1, pp. 14–15, 2017, [Online]. Available: http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Binder_Volume1.pdf.
[17] WHO, “World Health Day 2013: Measure Your Blood Pressure, Reduce Your Risk,” 2013. https://www.who.int/news/item/03-04-2013-world-health-day-2013-measureyour- blood-pressure-reduce-your-risk (accessed Sep. 07, 2022).
[18] Kemenkes RI, “Infodatin Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia,” Pusdatin Kementerian Kesehatan RI. pp. 1–8, 2015, [Online]. Available: file:///C:/Users/acer/Downloads/infodatin-anak-balita.pdf.
[19] Soekirman, Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Universitas Indonesia, 2000.
[20] R. N. Wiji, ASI dan Panduan Ibu Menyusui . Yogyakarta: Nuha Medika, 2013.
[21] Kemenkes RI, “Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Situasi Balita Pendek di Indonesia,” Kementeri. Kesehat. RI, p. 20, 2018.
[22] R. Nasikhah and A. Margawati, “Prevalensi Stunting di Jawa Tengah Kejadian Tertinggi di Kecamatan Semarang Timur,” J. Nutr. Coll., vol. 1, no. 1, pp. 176–184, 2019, [Online]. Available: ejournal-s1.undip.ac.id.
[23] Y. D. A. Aziza, L. Lusmilasari, and E. Madyaningrum, “Fenomema perilaku makan toddler dan hubungannya dengan perilaku pemberian makan orang tua,” J. Ners Community, vol. 8, no. 2, pp. 159–171, 2017, [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.1016/j.tws.2012.02.007.
[24] M. De Onis and F. Branca, “Childhood stunting: a global perspective,” 2016, doi: 10.1111/mcn.12231.
[25] T. R. Cahyani, “Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dengan Kepercayaan Diri pada Anak Prasekolah di TK Islam Terpadu Permata Hati Balung Jember,” Universitas Muhammadiyah Jember, 2015.
[26] A. Gabriel, “Perilaku Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) serta Hidup Bersih dan Sehat Ibu Kaitannya dengan Status Gizi dan Kesehatan Balita Di Desa Cikarawang Bogor,” Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2008.
[27] A. H. AL Rahmad, A. Miko, and A. Hadi, “Kajian Stunting pada Anak Balita Ditinjau dari Pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, Status Imunisasi dan Karakteristik Keluarga di Kota Banda Aceh,” J. Kesehat. Ilm. Nasuwakes, vol. 6, no. 2, pp. 169–184, 2013, [Online]. Available:http://repository.digilib.poltekkesaceh.ac.id/repository/jurnal-pdf- 8j3ofmBubGZcnDrd.pdf.
[28] A. D. Rosita, “Hubungan Pemberian MP-ASI dan Tingkat Pendidikan terhadap Kejadian Stunting pada Balita: Literature Review,” J. Penelit. Perawat Prof., vol. 3, no. 2, pp. 407–412, 2021, doi: 10.37287/jppp.v3i2.450.
[29] Mustamin, R. Asbar, and Budiawan, “Tingkat Pendidikan Ibu Dan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Provinsi Sulawesi Selatan,” Media Gizi Pangan, vol. 25, no. 1, pp. 25–32, 2015.
[30] P. Anindita, “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc Dengan Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6-35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang,” J. Kesehat. Masy., vol. 1, no. 2, pp. 617– 626, 2018, [Online]. Available: http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm.
[31] FKM UI Depok, Gizi dan Kesehatan Masyrkat. Depok: Rajawali pers, 2008.
[32] S. Mentari and A. Hermansyah, “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Siantan Hulu,” Pontianak Nutr. J. , vol. 1, no. 1, p. 1, 2019, doi: 10.30602/pnj.v1i1.275.
[33] F. D. Astuti and T. F. Sulistyowati, “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Anak Prasekolah Dan Sekolah Dasar Di Kecamatan Godean,” J. Kesehat. Masy. (Journal Public Heal., vol. 7, no. 1, 2013, doi: 10.12928/kesmas.v7i1.1048.
[34] S. Nafi’ah, “Gambaran Karakteristik Ibu Balita Yang Memiliki Gizi Kurang Di Desa Sambungwangan Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora,” 2018.
[35] D. P. Khasanah, H. Hadi, and B. A. Paramashanti, “Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Berhubungan dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6-23 Bulan di Kecamatan Sedayu,” J. Gizi dan Diet. Indones. (Indonesian J. Nutr. Diet. , vol. 4, no. 2, p. 105, 2016, doi: 10.21927/ijnd.2016.4(2).105-111.
[36] N. Y. Prihutama, F. A. Rahmadi, and G. Hardaningsih, “Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun,” Diponegoro Med. J. (Jurnal Kedokt. Diponegoro), vol. 7, no. 2, pp. 1419– 1430, 2018.

Downloads

Published

2023-01-04

How to Cite

Marfuah, D., Kusudaryati, D. P. D., & Kurniawati, N. (2023). Perbedaan Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu dan Riwayat Pemberian MP ASI Pada Balita Stunting dan Non Stunting di Wilayah Puskesmas Trucuk II Klaten. Prosiding University Research Colloquium, 292–305. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2445