Hubungan Frekuensi Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi SMA di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang

Authors

  • Aprilia Qoulan Syakila Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Endang Nur Widiyaningsih Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Dyah Intan Puspitasari Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • F Firmansyah Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

Dismenore Primer, Konsumsi fast food

Abstract

Pada remaja putri yang mengalami menstruasi seringkali mengalami gangguan dismenore primer. Dismenore primer dapat dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kebiasaan makan yang kurang baik. Kebiasaan makan tersebut dapat berupa seringnya mengonsumsi fast food. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan, diketahui sebesar 80% siswi SMA di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang mengalami dismenore primer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian dismenore primer pada siswi SMA di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Data frekuensi konsumsi fast food diperoleh melalui pengisian formulir FFQ selama 3 bulan terakhir dan kejadian dismenore primer melalui pengisian kuesioner Numeric Rating Scale. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan subjek penelitian yang diperoleh sebanyak 59 orang. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel, yaitu uji chi-square. Hasil analisis univariat yang diperoleh pada frekuensi konsumsi fast food kategori sering (?318,5), yaitu sebesar 42,4% dan siswi yang mengalami kejadian dismenore primer, yaitu sebesar 79,7%. Hasil uji chi-square pada frekuensi konsumsi fast food dan kejadian dismenore primer menunjukkan nilai pvalue 0,043 <0,05, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian dismenore primer pada siswi SMA di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang.

References

[1] N. S. Dewi, Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama, 2012.
[2] S. Charu, R. Amita, R. Sujoy, and G. A. Thomas, “„Menstrual characteristics? and „prevalence and effects of dysmenorrhea? on quality of life of medical students,” Int. J. Collab. Res. Intern. Med. Public Heal., vol. 4, no. 4, pp. 276–294, 2012.
[3] M. F. Wongkar, Penuntun Pelajaran Kompetensi Kejuruan (KK) untuk SMK Program Keahlian Keperawatan Akademi Kebidanan dan Umum. Bandung: ALFABETA.
[4] T. Sukini, B. Yuniyanti, and A. Aryanti, “Efektivitas Pemberian Lidah Buaya (AloeVera) dan Temu Lawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb) terhadap Penurunan NyeriDismenore Primer,” J. Ilm. Bidan, vol. 2, no. 1, pp. 41–47, 2017.
[5] K. Irianto, Kesehatan Reproduksi (Reproductive Health) Teori dan Praktikum.Bandung: ALFABETA, 2015.
[6] T. Larasati and F. Alatas, “Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primerpada Remaja,” Majority, vol. 5, no. 3, pp. 79–84, 2016.
[7] H. Rehman, W. Begum, F. Anjum, and H. Tabasum, “Approach to Dysmenorrhoea in Ancient Ages and its Current Relevance,” Int. J. Herb. Med., vol. 1, no. 4, pp. 88–91,2013.
[8] F. Nuzula, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi Akademi Kesehatan Rustida Banyuwangi,” J. Ilm. Kesehat. Rustida, vol. 6, no. 1, pp. 1–13, 2019.
[9] A. Kristianingsih, V. W. Utami, and D. E. Yanti, “Risiko Dismenore Primer Pada Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yayasan Badrul Latif (YBL) Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan,” J. Dunia Kesmas, vol. 4, no. 3, pp. 175–181, 2015.
[10] S. Hayati, S. Agustin, and Maidartati, “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dismenore pada Remaja di SMA Pemuda Banjaran Bandung,” J. Keperawatan BSI, vol. 8, no. 1, pp. 132–142, 2020.
[11] A. N. Indahwati, E. Muftiana, and D. L. Purwaningroom, “Hubungan Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dengan Kejadian Dismenore Pada Remaja Putri di SMP N 1 Ponorogo,” Indones. J. Heal. Sci., vol. 1, no. 2, pp. 7–13, 2017, doi: 10.24269/ijhs.v1i2.612.
[12] S. R. T. Handari and T. Loka, “Hubungan Aktivitas Fisik dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food dengan Status Gizi Lebih Remaja SMA Labschool Kebayoran Baru Jakarta Selatan Tahun 2016,” J. Kedokt. dan Kesehat., vol. 13, no. 2, pp. 153–162, 2016.
[13] I. Kusumawati and U. Aniroh, “Konsumsi Makanan Siap Saji sebagai Faktor Dominan terjadinya Dismenore pada Remaja,” J. Holistics Heal. Sci., vol. 2, no. 2, pp. 68–77, 2020.
[14] N. J. Lakkawar, J. R. L, N. A. P, P. Alaganandam, and V. N, “A Study of Menstrual Disordes in Medical Students and its Correlation with Biological Variables,” Sch. J. Appl. Med. Sci., vol. 2, no. 6E, pp. 3165–3175, 2014.
[15] R. N. Okoro, H. Malgwi, and G. O. Okoro, “Evaluation of Factors that Increase the Severity of Dysmenorrhoea among University Female Student in Maiduguri, North Eastern Nigeria,” Internet J. Allied Heal. Sci. Pract., vol. 11, no. 4, pp. 1–10, 2013, doi: 10.46743/1540-580x/2013.1458.
[16] S. Beddu, S. Mukarramah, and V. Lestahulu, “Hubungan Status Gizi dan Usia Menarche Dengan Dismenore Primer pada Remaja Putri,” SEAJOM Southeast Asia J. Midwifery, vol. 1, no. 1, pp. 16–21, 2015.
[17] A. F. A. Nusa and A. C. Adi, “Hubungan Faktor Perilaku, Frekuensi Konsumsi fast Food, Diet dan Genetik dengan Tingkat Kelebihan Berat Badan,” Media Gizi Indones., vol. 9, no. 1, pp. 20–27, 2013.
[18] Y. Priwahyuni, “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan Siap Saji (Fast Food) pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Hangtuah Pekanbaru,” Al-Tamimi Kesmas, vol. 5, no. 2, pp. 102–110, 2016.
[19] N. Ismalia, T. A. Larasati, and E. Warganegara, “Hubungan Gaya Hidup dengan Dismenore Primer pada Wanita Dewasa Muda,” J Agromedicine, vol. 6, no. 1, pp. 99–104, 2019.
[20] K. K. R. Indonesia, Survey Konsumsi Pangan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018.
[21] R. Ali and N. Nuryani, “Sosial Ekonomi, Konsumsi Fast Food dan Riwayat Obesitas sebagai Faktor Risiko Obesitas Remaja,” Media Gizi Indones., vol. 13, no. 2, pp. 123– 132, 2018, doi: 10.20473/mgi.v13i2.123-132.
[22] Y. Aulya, R. Kundaryanti, and R. Apriani, “Hubungan Usia Menarche dan Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi Di Jakarta Tahun 2021,” J. Menara Med., vol. 4, no. 1, pp. 10–21, 2021.
[23] A. Aziz, “Hubungan Asupan Zat Besi dengan Tingkat Nyeri Haid pada Remaja Putri Di SMK Negeri 4 Surakarta,” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2021.
[24] A. K. Wardani, “Hubungan Frekuensi Mengonsumsi Makanan Cepat Saji dengan Kejadian Dismenore,” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2021.
[25] B. Rajveer and O. Monika, “Junk Food: Impact On Health,” J. Drug Deliv. Ther., vol. 2, no. 3, pp. 67–73, 2012, doi: 10.4135/9781483346304.n258.
[26] U. Satyanarayana, Prostaglandins and Related Compounds. Elsevier, 2014.
[27] P. Pramanik and A. Dhar, “Impact of Fast Foods on Menstrual Health of School Going Adolescent Girls in West Bengal, Eastern India,” Glob. J. Biol. Agric. Heal. Sci., vol. 3, no. 1, pp. 61–66, 2014.
[28] R. Hermawahyuni, S. Handayani, and R. D. Alnur, “Faktor Risiko Kejadian Dismenore Primer Pada Siswi di SMK PGRI 1 Jakarta Timur,” J. Kesehat. Komunitas, vol. 8, no. 1, pp. 97–101, 2022, doi: 10.25311/keskom.vol8.iss1.1079.
[29] S. Rahmayanti, “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMA Negeri 2 Polewali Kabupaten Polewali Mandar,” Universitas Hasanuddin, 2021.

Downloads

Published

2023-01-04

How to Cite

Syakila, A. Q., Widiyaningsih, E. N., Puspitasari, D. I., & Firmansyah, F. (2023). Hubungan Frekuensi Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi SMA di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang. Prosiding University Research Colloquium, 138–147. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2427