Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Remaja Sekolah Menengah Atas Di Kota Surakarta

Authors

  • Anggun Oktavia Widiastuti Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Endang Nur Widiyaningsih Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

Aktivitas fisik, Status gizi remaja

Abstract

Asupan makan menjadi faktor langsung yang dapat mempengaruhi status gizi remaja. Jumlah konsumsi makanan yang berlebih atau kurang akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi. Hasil survey dari dua Sekolah Menengah Atas di Kota Surakarta menunjukkan 16,46% remaja mengalami gizi lebih (overweight). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan status gizi remaja Sekolah Menengah Atas di kota Surakarta. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas XI dan XII SMA Negeri 7 Surakarta dan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebanyak 943 siswa dengan jumlah sampel 88 siswa. Data aktivitas fisik diperoleh dari kuesioner Physical Activity Questionnaire for Adolescents (PAQ-A) dan status gizi diperoleh berdasarkan pengukuran antropometri. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi- Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,4% remaja memiliki aktivitas fisik paling banyak dengan kategori ringan. Sebanyak 68,2% remaja memiliki status gizi paling banyak dengan kategori baik. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi remaja Sekolah Menengah Atas di kota Surakarta (p = 0.0001). Remaja yang memiliki aktivitas fisik kurang 4,942 kali lebih berisiko memiliki status gizi yang tidak normal. Remaja diharapkan dapat menyeimbangkan aktivitas fisik dengan status gizi.

References

[1] Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. Asdi Madastya, 2011.
[2] J. M. Truswell and A. Stewart, Buku Ajar Ilmu Gizi, 4th ed. Jakarta: EGC, 2014.
[3] Kemenkes, Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2018.
[4] H. Muliyati, Ahmil, and L. Mandola, “Hubungan Citra Tubuh, Aktivitas Fisik, dan Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Status Gizi Remaja Putri,” Chmk Midwifery Sci. J., vol. 2, no. 1, pp. 22–32, 2019.
[5] F. Dieny, Permasalahan Gizi pada Remaja Putri. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.
[6] A. Mokoagow and D. P. Munthe, “Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi di SMP Nasional Mogoyunggung,” vol. 1, no. 1, pp. 20–24, 2020.
[7] G. Retnaningrum and D. F. Fitrah, “Pengaruh Kualitas Diet dan Aktivitas Fisik terhadap Status Obesitas,” J. Nutr. Coll., vol. 4, no. 2, pp. 469–479, 2015.
[8] G. L. D. M. Ferrari et al., “Anthropometry, Dietary Intake, Physical Activity and Sitting Time Patterns in Adolescents Aged 15-17 Years: An International Comparison in Eight Latin American Countries,” BMC Pediatr., vol. 20, no. 1, pp. 1– 16, 2020, doi: 10.1186/s12887-020-1920-x.
[9] M. Adriani and B. Wirjatmadi, Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2012.
[10] M. Adriani and B. Wirjatmadi, Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2016.
[11] H. Santosa and F. Imelda, Kebutuhan Gizi Berbagai Usia. Bandung: Media Sains Indonesia, 2022.
[12] I. Nurmala et al., Mewujudkan Remaja Sehat Fisik Mental dan Sosial . Surabaya: Airlangga University Press, 2020.
[13] Office of Population Affair, Physical Activity. Population Division, 2019.
[14] Kemenkes, Aktivitas Fisik Ringan. Jakarta: Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan RI, 2018.
[15] Kemenkes, Aktivitas Fisik Sedang. Jakarta: Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan RI, 2018.
[16] Kemenkes, Aktivitas Fisik Berat. Jakarta: Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan RI, 2018.
[17] J. K. Das, Z. S. Lassi, Z. Hoodbhoy, and R. A. Salam, “Nutrition for the Next Generation: Older Children and Adolescents,” Ann. Nutr. Metab., vol. 72, no. 3, pp. 56–64, 2018, doi: 10.1159/000487385.
[18] J. H. Stephenson and et al, “Before the Beginning: Nutritionand Lifestyle in the Preconception Period and its Importance for Future Health,” vol. 15, no. 2, pp. 1–23, 2016.
[19] A. Sitasari and E. Al, Gizi Kesehatan Masyarakat. Sumatera Barat: PT. Global Eksekutif Teknologi, 2022.
[20] American Heart Association, Endurance Exercise (Aerobic). Texas: American Heart Association, 2017.
[21] M. D. Izhar, “Hubungan Antara Konsumsi Junk Food, Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Siswa Sma Negeri 1 Jambi,” J. Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati , vol. 5, no. 1, p. 1, 2020, doi: 10.35842/formil.v5i1.296.
[22] R. Yanti, M. Nova, and A. Rahmi, “Asupan Energi, Asupan Lemak, Aktivitas Fisik Dan Pengetahuan, Berhubungan dengan Gizi Lebih pada Remaja SMA,” J. Kesehat. Perintis, vol. 8, no. 1, pp. 45–53, 2021, doi: 10.33653/jkp.v8i1.592.
[23] P. L. P. Dewi and A. Kartini, “Hubungan Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik dan Asupan Energi, Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas pada Remaja SMP,” J. Nutr. Coll., vol. 6, no. 3, p. 257, 2017, doi: 10.14710/jnc.v6i3.16918.
[24] J. A. Praditasari and S. Sumarmik, “Asupan Lemak, Aktivitas Fisik Dan Kegemukan Pada Remaja Putri Di Smp Bina Insani Surabaya,” Media Gizi Indones., vol. 13, no. 2, p. 117, 2018, doi: 10.20473/mgi.v13i2.117-122.
[25] H. Nisa, I. Z. Fatihah, F. Oktovianty, T. Rachmawati, and R. M. Azhari, “Konsumsi Makanan Cepat Saji, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi Remaja di Kota Tangerang Selatan,” Media Penelit. dan Pengemb. Kesehat. , vol. 31, no. 1, pp. 63–74, 2021, doi: 10.22435/mpk.v31i1.3628.
[26] H. Nabawiyah, Z. A. Khusniyati, A. Y. Damayanti, and M. D. Naufalina, “Hubungan pola makan, aktivitas fisik, kualitas tidur dengan status gizi santriwati Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1,” Darussalam Nutr. J., vol. 5, no. 1, pp. 78–89, 2021, doi: 10.21111/dnj.v5i1.5876.
[27] E. E. Mawarni and et al, Ekologi Pangan dan Gizi. Sumatera Barat: PT. Global Eksekutif Teknologi, 2022.

Downloads

Published

2023-01-04

How to Cite

Widiastuti, A. O., & Widiyaningsih, E. N. (2023). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Remaja Sekolah Menengah Atas Di Kota Surakarta. Prosiding University Research Colloquium, 66–74. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2420