Penggunaan Marhun pada Praktik Gadai Sawah di Pulau Sumbawa Perspektif Imam Madzhab

Authors

  • Ahmad Imam Hambali Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • M Muthoifin Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • R Rizka Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

Pawn Practice, Rice Fields, Perspective „Urf

Abstract

Praktik gadai sawah di di Pulau Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan akad utang piutang antara penggadai (rahin) dan penerima gadai (murtahin), yakni menjadikan harta berupa sawah sebagai bentuk kepercayaan dari pihak yang berpiutang. Praktik gadai sawah di pulau ini sudah berlangsung lama dan tetap bertahan di tengah masyarakat karena dipandang memiliki nilai sosial yang sangat tinggi yaitu sarana tolong menolong. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan menjelaskan praktik gadai sawah di Pulau Sumbawa perspektif imam madzhab. Metode penelitian yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik gadai sawah di Pulau Sumbawa pada dasarnya adalah akad hutang piutang antara pihak rahin (penggadai) dan murtahin (penerima gadai) yang mana penggadai (rahin) akan memberikan jaminan sawah miliknya kepada penerima gadai (murtahin) sebagai penguat perjanjian. Dilihat dari perspektif imam madzhab maka praktik seperti ini termasuk kebiasaan yang tidak dibenarkan oleh syara? karena murtahin tidak meminta ijin baik secara lisan maupun tertulis kepada penggadai (rahin) terkait pengelolalan sawah jaminan tersebut, serta pengelolaan sepenuhnya dikuasai oleh penerima gadai (murtahin). Dalam literatur fikih Islam bahwa praktik seperti ini termasuk kategori riba karena ada usaha ekploitasi sawah milik rahin oleh murtahin guna mendapatkan keuntungan yang berlipat.

References

[1] K. Villages, W. District, B. Regency, W. Nusa, and T. Province, “INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL SERVICE AND RESEARCH PAID PAYING PRACTICES IN ? URF PERSPECTIVE IN RISA AND,” 2012.
[2] R. Subagiyo, “Tinjauan Syariah Tentang Pegadaian Syariah (Rahn),” An-Nisbah J. Ekon. Syariah, vol. 1, no. 1, 2014, doi: 10.21274/an.2014.1.1.161-184.
[3] K. Kambara, “Economics of Ar-Rahnu (Islamic Pawnbroking): Issues and Cases in Brunei Darussalam,” Jab. Kemajuan Islam Malaysia, vol. Edisi Khas, no. March, pp. 87–96, 2017.
[4] A. Irfan, “Suatu Tinjauan Islam: Praktik „Boroh? (Pegadaian) (Mengatasi Masalah Dengan Masalah),” J. Akunt. Univ. Jember, vol. 10, no. 2, p. 48, 2015, doi: 10.19184/jauj.v10i2.1251.
[5] M. U. KN, “Analisis Kewenangan Gadai Syariah Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/ Pojk.05/2016 Tentang Usaha Pegadaian,” Az-Zarqa?, vol. 1, pp. 1– 20, 2019.
[6] P. S. Rahmat, “Penelitian Kualitatif,” Journal Equilibrium, vol. 5 No. 9. pp. 1–8, 2009. [Online]. Available: yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/Jurnal-Penelitian-Kualitatif.pdf
[7] H. Widyastono, “Metode Penelitian Ilmiah dan Alamiah,” Jurnal Pendidikan dan kebudayaan, no. 068. pp. 757–775, 2007.
[8] M. Mulyadi, “Riset Desain Dalam Metodologi Penelitian,” J. Stud. Komun. dan Media, vol. 16, no. 1, p. 71, 2013, doi: 10.31445/jskm.2012.160106.
[9] M. R. Fadli, “Memahami desain metode penelitian kualitatif,” Humanika, vol. 21, no. 1, pp. 33–54, 2021, doi: 10.21831/hum.v21i1.38075.
[10] T. Parjaman and D. Akhmad, “Ebagai „Jalan Tengah? Atas Dikotomi Kuantitatif- Kualitatif,” J. Moderat, vol. 5, no. 4, pp. 530–548, 2019, [Online]. Available: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat
[11] I. Zain, S. Abbas, and Z. Idami, “Klausula Akad Rahn Dari Perspektif Hukum Islam Dan Urgensi Notaris Dalam Penyusunannya,” J. Huk. Ius Quia Iustum, vol. 26, no. 2, pp. 410–431, 2019, doi: 10.20885/iustum.vol26.iss2.art10.
[12] N. N. Alfisyahri and D. Siswantoro, “Praktik Dan Karakteristik Gadai Syariah DiIndonesia,” Share J. Ekon. dan Keuang. Islam, vol. 1, no. 2, pp. 118–141, 2012, doi: 10.22373/share.v1i2.721.
[13] R. S. Nasution, “Sistem Operasional Pegadaian Syariah Berdasarkan Surah Al-Baqarah 283 pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Gunung Sari Balikpapan,” Al-Tijary, vol. 1, no. 2, pp. 93–119, 2016, doi: 10.21093/at.v1i2.529.
[14] S. NISAR and J. KHAN, “Collateral (Al-Rahn) as Practiced by Muslim Funds of North India,” J. King Abdulaziz Univ. Econ. , vol. 17, no. 1, pp. 17–34, 2004, doi: 10.4197/islec.17-1.2.
[15] T. J. Devadas, C. Seelammal, and S. Sadasivam, “On data cleaning with intelligent agents to improve the accuracy of Wi-Fi positioning system using GIS,” Asian J. Sci. Res., vol. 6, no. 1, pp. 53–66, 2013, doi: 10.3923/ajsr.2013.53.66.
[16] M. Kholid, “Praktik Akad Pembiayaan Gadai Emas Perspektif Hukum Islam,” Al- Insyiroh J. Stud. Keislam. , vol. 2, no. 1, pp. 128–137, 2018, doi: 10.35309/alinsyiroh.v2i1.3336.
[17] M. Surahman and P. Adam, “Penarapan Prinsip Syariah Pada Akad,” J. Law Justice, vol. 2, pp. 135–146, 2017, [Online]. Available: http://journals.ums.ac.id/index.php/laj/article/download/3838/3799
[18] P. D. Balgis, “GADAI EMAS SYARIAH: Evaluasi Dan Usulan Akad Sesuai Prinsip Syariah,” J. Jurisprud., vol. 7, no. 1, pp. 87–96, 2017, doi: 10.23917/jurisprudence.v7i1.4349.
[19] F. Melina, “Pembiayaan Murabahah Di Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt),” J. Tabarru? Islam. Bank. Financ. , vol. 3, no. 2, pp. 269–280, 2020, doi: 10.25299/jtb.2020.vol3(2).5878.
[20] J. Wakaf et al., “AL-AWQAF,” 2021.
[21] C. Choirunnisak and D. L. Handayani, “Gadai Dalam Islam,” Ekon. Sharia J. Pemikir. dan Pengemb. Perbank. Syariah, vol. 6, no. 1, pp. 61–76, 2020, doi: 10.36908/esha.v6i1.141.
[22] P. K. Pamekasan, “TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARI?AH TENTANG GADAI TANAH YANG DIMANFAATKAN MURTAHIN DI DESA NYALABU DAYA KECAMATAN PAMEKASAN KABUPATEN PAMEKASAN Ah. Kusairi 1 , Harisah harisah 2 , M. Rusman Hadi 3,” vol. 5, no. 1, pp. 67–85, 2022.
[23] L. A. Rahman and N. Suprayogi, “Analisis Kesesuaian Akuntansi Transaksi Gadai Emas Syariah Dengan PSAK dan Fatwa DSN MUI (Studi Kasus Praktik Gadai Emas di Pegadaian Syariah Surabaya),” J. Ekon. Syariah Teor. dan Terap. , vol. 2, no. 11, p. 943, 2015, doi: 10.20473/vol2iss201511pp943-953.
[24] A. J. N. Wardhani and S. Fanani, “Kesesuaian Produk Gadai Emas Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) di Bank Syariah Mandiri Surabaya,” J. Ekon. Syariah Teor. dan Terap., vol. 2, no. 12, p. 1019, 2015, doi: 10.20473/vol2iss201512pp1019-1035.
[25] Muhammad Azani, “Praktik Akad Gadai dengan Jaminan Lahan /Sawah dan Gadai Emas di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak Berdasarkan Hukum Islam,” Perspekt. Huk., pp. 204–217, 2015, doi: 10.30649/ph.v15i2.36.
[26] Nursyamsu, “Gadai Emas di Perbankan Syariah,” Bilancia J. Stud. Ilmu Syariah dan Huk., vol. Vol. 10, pp. 113–133, 2016.
[27] R. Asytuti, “Kritik Penetapan Harga Ijarah Pada Gadai Emas (Tinjauan Fikih Dan Etika),” J. Huk. Islam, vol. 11, pp. 107–136, 2020, doi: 10.28918/jhi.v11i1.543.
[28] M. A. K. Hutagulung and M. A. K. Hutagalung, “Analisa Pembiayaan Gadai Emas Di Pt. Bank Syari?Ah Mandiri Kcp Setia Budi,” J. Al-Qasd, vol. 1, p. 117, 2020.
[29] R. Amir, “Gadai Tanah Perspektif Ekonomi Islam,” Muamalah,Gadai Perspekt. Ekon. Islam yang, vol. V, no. 1, pp. 81–90, 2015, [Online]. Available: file:///C:/Users/HP/Downloads/673-1470-1-SM (2).pdf
[30] Faridy, “Pelaksanaan gadai tanah pertanian pada masyarakat pedesaan (Analisis Yuridis Uu Nomor 56 Pnrp 1960),” J. Hakam, vol. 2, no. 1, p. 65, 2018.
[31] M. S. Jajuli, “Kepastian Hukum Gadai Tanah dalam Hukum Islam di Kabupaten Bogor,” AHKAM J. Ilmu Syariah, vol. 15, no. 2, pp. 1–11, 2015, doi: 10.15408/ajis.v15i2.2866.

Downloads

Published

2023-01-04

How to Cite

Hambali, A. I., Muthoifin, M., & Rizka, R. (2023). Penggunaan Marhun pada Praktik Gadai Sawah di Pulau Sumbawa Perspektif Imam Madzhab. Prosiding University Research Colloquium, 996–1005. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2410