Program Fisioterapi pada Kondisi Pasien Lesi Nervus Peroneus (Drop Foot) Pada Penderita Kusta : Case Report

Authors

  • A Abdurrachman Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Farid Rahman Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

fisioterapi,, kusta,, lesi nerve peroneoue (drop foot), electrical stimulation, stretching, assisted actie movement

Abstract

Kusta adalah penyakit menular kronis yang menahun yang disebabkan oleh bakteri atau kuman mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf perifer, mukosa saluran pernapasan bagian atas, dan mata. Kusta dapat disembuhkan dan pengobatan pada tahap awal dapat mencegah kecacatan. Salah satu permasalahan yang muncul dari kondisi adalah gangguan atal lesi padan nervus peroneous yang mengakibatkan terjadinya drop foot. Drop foot adalah kondisi dimana pasien tidak mampu mengangkat sisi kaki bagian depan yang mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan otot, gangguan ROM serta keseimbangan dan fungsional. Fisioterapi yang diberikan pada kasus ini antara lain electrical stimulation, stretching, assisted active movement untuk mempertahankan sifat dan fungsi otot. Untuk mengeahui hasil dari program fisioterapi pada kondisi lesi nerve peroneous (drop foot) e.c kusta. Setelah dilakukan tindakan fisioterapi sebanyak 6 kali pertemuan didapatkan hasil adanya peningkatan kekuatan otot pada dorso fleksi dekstra 1 poin dan sisnitra 2 poin, plantar fleksi dekstra 1 poin dan sinistra 1 poin, eversi ankle dekstra tetap dan sinistra 1 poin, sedangkan inversi dekstra 1 poin dan sinistra 1 poin. Peningkatan ROM dorso fleksi dekstra aktif 15 derajat dan pasif 20 derajat, dorso fleksi sinistra aktif 10 derajat dan pasif 25 derajat, eversi dektra hanya pasif 5 derajat dan eversi dektra pasif 5 derajat. Peningkatan keseimbangan mengalami penningkatan skor 3 poin dan fungsional sendi ankle terjadi peningkatan 13 poin. Kesimpulan : program fisioterapi berupa electrical stimulation, stretching, assisted active movement bisa meningkatkan kekuatan otot, gangguan ROM serta keseimbangan dan fungsional pada kondisi lesi nerve peroneous (drop foot) e.c kusta.

References

[1] World Health Organization. Weekly epidemiological record: global leprosy update, 2017: reducing the disease burden due to leprosy. WHO. Geneva; 2018, 93: 445-56..
[2] World Health Organization. Guidelines for the diagnosis, treatment and prevention of leprosy. New Delhi: WHO, Regional Office for South East Asia; 2018.
[3] Departemen Kesehatan RI. Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Edisi 8. Dirjen Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta. 2016.
[4] Amirudin, MD. Penyakit Kusta : Sebuah Pendekatan Klinis. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin Makasar. Brillian International Press : Makasar. 2019.
[5] Novita, AI. 2018. Buku Saku : Penanganan Pasien Kusta. Unit Rehabilitasi Kusta RSUD Kelet Kabupaten Jepara : Jepara.
[6] Carolus, A. E., Becker, M., Cuny, J., Smektala, R., Schmieder, K., & Brenke, C. (2019). The Interdisciplinary Management of Foot Drop. Deutsches Arzteblatt international, 116(20), 347–354. DOI: https://doi.org/10.3238/arztebl.2 019.0347
[7] Oktaviani, D. (2015). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Drop Foot Karena Lesi Nervus Peroneus Dextra Di RSUD Sragen. Naskah Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[8] Kuswardani, dkk. Pengaruh Terapi Latihan dan Kinesio Taping Pada Lesi Nerve Peroneus E.C Kusta. Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 3, No. 1, Tahun 2019, ISSN 2548-8716 . Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang. DOI: https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v3i1.38.
[9] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Fisioterapi.
[10] Amin, A. A., Amanati, S., Purnomo, D., & Putra, A. P. ‘Pengaruh Infra Red, Electrical Stimulation dan Terapi Latihan pada Drop Hand et causa Post op Fraktur Humerus’. Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi 2018. Vol.2, No.1.
[11] Pristianto, A. & Sudawan, E. A. Efektivitas Dosis Pemberian Myofascial Release terhadap Fleksibilitas Otot. Jurnal Kesehatan, 2021. 14(2), 126- 131. DOI: https://doi.org/10.23917/jk.v14i 2.12716.
[12] Arif Pristianto, Wijianto, Farid Rahman. 2018. Terapi Latihan Dasar, Surakarta: Muhammadiyah University Press
[13] Kern H, Carraro U. Home-based functional electrical stimulation of human permanent denervated muscles: A narrative review on diagnostics, managements, results and byproducts revisited 2020. Diagnostics. 2020;10(8).
[14] Carolyn Kisner, Lynn Allen Colby. 2017. Intisari Terapi Latha:Buku Praktik Klinik ; alih bahasa, Novlinda S.A. Manurung ; editor edisi bahasa Indonesia, H. Herdin Rusli ; editor penulis, Wuri Praptiani. Jakarta : EGC.
[15] Molund M, Husebye EE, Hellesnes J, Nilsen F, Hvaal K. Proximal Medial Gastrocnemius Recession and Stretching Versus Stretching as Treatment of Chronic Plantar Heel Pain. Foot Ankle Int. 2018;39(12):1423–31.

Downloads

Published

2023-01-04

How to Cite

Abdurrachman, A., & Rahman, F. (2023). Program Fisioterapi pada Kondisi Pasien Lesi Nervus Peroneus (Drop Foot) Pada Penderita Kusta : Case Report. Prosiding University Research Colloquium, 1–8. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2287