Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Genangan di Sepanjang Sistem Drainase Eksisting Kota Palembang (Studi Kasus Pembangunan Light Rail Transit Kota Palembang)

Authors

  • Yulyana Aurdin Universitas Indo Global Mandiri

Keywords:

LRT Palembang, drainase eksisting, Sistem Informasi Geografis

Abstract

Palembang merupakan salah satu kota tujuan wisata dan kota
pelaksana pesta olahraga baik yang telah diselenggarakan dan akan
diselenggarakan. Salah satu unsur pendukung sebuah kota besar
adalah sistem transportasi yang baik dan terintegrasi. Untuk mengurangi
jumlah kendaraan umum yang terus meningkat dan kemacetan
yang terjadi di tahun 2019 mendatang, pemerintah kota Palembang
membangun sistem transportasi massal dengan kereta api ringan
sebagai alternatif transportasi umum. LRT dipilih sebagai angkutan
massal yang akan dibangun untuk mengatasi jumlah kendaraan yang
terus meningkat di kota Palembang. Dampak pembangunan Light Rail
Transit (LRT) ini bagi sistem drainase eksisting sepanjang jalur LRT
yang dilalui diharapkan tidak memberikan pengaruh besar terhadap
kapasitas tampung drainase eksisting sehingga tidak menimbulkan
genangan di beberapa titik yang sudah ada atau tidak memperparah
sistem drainase eksisting dan lingkungan sepanjang LRT, yang bisa
mengakibatkan genangan dan banjir. Untuk mengatasi masalah
tersebut dilakukan penelitian mengenai informasi lokasi titik-titik
genangan dan elevasi genangan yang terjadi.
Pada penelitian ini dilakukan analisis hidrologi untuk mencari hujan
rencana 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun. Metode yang digunakan adalah
dengan analisis frekuensi. Penelitian ini menggunakan perangkat
lunak ArcGis untuk memberikan informasi geografis berupa lokasi
titik genangan dan ketinggian genangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hujan rencana dengan kala
ulang dari 2 tahunan, 5 tahunan, 10 tahunan, 25 tahunan, 50 tahunan
dan 100 tahunan terlihat bahwa distribusi Log Pearson III yang
paling baik dan menghasilkan hujan rencana sebesar 88 mm, 110 mm,
125 mm, 144 mm, 158 mm, dan 172 mm. Genangan yang terjadi
disepanjang jalur LRT sebagian tidak melebihi ketinggian 30 cm.
Penyebab genangan karena kondisi topografi jalan yang rendah,
tertutupnya inlet untuk menyalurkan air ke drainase eksisting dan
memang sebagian jalan rusak disebabkan dari dampak pembangunan
LRT. Total genangan dari sta 0+000 sampai sta 22+997 sebanyak 698
dengan elevasi tinggi genangan paling tinggi 9 cm.

References

Andi Ikmal Mahardy., 2014, Analisis Dan Pemetaan Daerah Rawan Banjir Di Kota Makassar
Berbasis Spatial, Tugas Akhir, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Anonim, Peraturan Pemerintah, Undang – Undang nomor 34 tahun 2006 tentang jalan,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 nomor 4655, Jakarta.
Bambang Triatmodjo., 2009, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta.
Chow, V.T., Maidment, D.R., and Mays, L.W., 1988, Applied Hydrology, McGraw Hill,
Inc., New York.
DAI, 2007, Panduan Pemetaan Partisipatif, Environmental Services Program, Malang.
Djoko Luknanto, 2003. Model Matematika, Pusat Antar Universitas, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
Rachmad Jayadi., 2000,Hidrologi I, Pengenalan Hidrologi, Diktat Kuliah, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Soemarto, C.D., 1987, Hidrologi Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Suripin, 2004. Sistem Drainase Yang Berkelanjutan. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta
Sri Harto Br., 2000, Hidrologi Teori Masalah Penyelesaian, Nafiri Offset, Yogyakarta.
Sri Harto Br., 1993, Analisis Hidrologi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Downloads

Published

2018-02-21

How to Cite

Aurdin, Y. (2018). Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Genangan di Sepanjang Sistem Drainase Eksisting Kota Palembang (Studi Kasus Pembangunan Light Rail Transit Kota Palembang). Prosiding University Research Colloquium, 84–95. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/17