EFEKTIVITAS KANGOROO MOTHER CARE TERHADAP AVERAGE LENGTH OF STAY (AVLOS) PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Authors

  • Dwi Astuti

Keywords:

KANGOROO MOTHER CARE, AVLOS, BBLR

Abstract

Latar belakang: BBLR, mortalitas, dan morbiditas. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi terhadap masalah - masalah penyebab kematian bayi untuk mendukung upaya percepatan penurunan AKB di Indonesia. Salah satu upaya untuk mencegah kematian pada bayi yaitu dengan memberikan perawatan pada bayi baru lahir dengan baik. Perawatan pada bayi baru lahir sangat penting terutama pada masa-masa awal kelahirannya, hal ini dikarenakan bayi masih dalam proses beradaptasi dengan lingkungan. Bayi yang tidak mendapatkan perawatan dengan baik, lebih mudah mengalami gangguan atau penyakit. Sebelum mengenal Perawatan Metode Kanguru (PMK), incubator merupakan salah satu cara untuk mengatasi bayi dengan BBLR atau prematur, tetapi penggunaan incubator dinilai menghambat kontak dini bayi-ibu dan pemberian air susu ibu (ASI). Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. Tujuan : Mengetahui Efektivitas Kangoroo Mother Care Terhadap Average Length of Stay Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah Metode : eksperimen semu (quasi experiment), yaitu dengan menggunakan rancangan pre-test dan post-test non-equivalent control group. menggunakan pendekatan longitudinal. Sampel 30 BBLR (15 bayi untuk kelompok Intervensi dan 15 bayi untuk kelompok kontrol) teknik P sampling jenuh atau total sampling . Data di analisa dengan uji statistik Wilcoxon Test. Hasil : Sebagian besar rata-rata lama hari perawatan pada kelompok intervensi yang diberikan Kangaroo Mother Care adalah Kategori Sedang yaitu 11 bayi (68,8%) dengan rata lama hari perawatan 9,1875 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tanpa diberikan Kangaroo Mother Care adalah Kategori Lama yaitu 13 bayi (81,3%) dengan rata lama hari perawatan 13 hari. Kesimpulan : Ada perbedaan bermakna lama hari rawat bayi BBLR yang diberikan Kangaroo Mother Care dengan yang tidak diberikan Kangaroo Mother Care dengan p value 0,005 < ? 0,05.

References

Agudelo, C., Rosello, D., & Belizan, J. (2013, January 10). Kangaroo Mother Care to Reduce
Morbidity and Mortality in Low Birthweight Infants (Review). The Cochrane Collaboration
and Published in the Cochrane Library.
Ali SM, Sharma J, Sharma R, Alam S. (2009). Kangaroo Mother Care As Compared To
Conventional Care For Low Birth Weight Babies. DicleTipDerg/Dicle Med J. 2009 [cited
2017 November 20]; 36 (3): 155-160.Available from: http://www.proquest.umi.com.
Anderson GC. (2011). Current knowledge about skin-to- skin care for preterm infants. J Perinatol.
(3):216- 226
Andriati, R., & Romlah, S. N. (2015, September).Hubungan Lama Rawat dalam Inkubator
dengan Rata Rata Kenaikan Berat Badan Bayi dalam Inkubator pada Persalinan Prematur dan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSAB Harapan Kita Jakarta Tahun 2014. Jurnal STIKes,
I (2).
Christensson K, Bhat GJ, Amadi BC, Eriksson B, Hojer B. (2008). Randomised Study Of
Skin-To-Skin Versus Incubator Care For Rewarming Low Risk Hypothermic Neonates.
The Lancet. p ;352:1115.
Depkes. RI. (2008). Buku Acuan Modul Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).Jakarta:
Kemkes Perpustakaan dan Dokumentasi.
Dinkes Kab Jepara. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2015.Jepara: Dinas
Kesehatan Kabupaten Jepara.
Dinkes Prov Jateng. (2015). Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.
Semarang: Dinkes Prov Jateng.
Endyarni, B. (2010). Perawatan metode kanguru meningkatkan pemberian ASI, dalam Suradi,
R., Hegar, B., Partiwi, I.G.A.N., Marzuki, A.N.S., Ananta, Y. Indonesia menyusui. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI
Feldman, R., & Eidelman, A.I. (2014). Maternal-Preterm Skin-to-Skin Contact Enchances
Child Physiologic Organization and Cognitive Control Across the First 10 Years of Life. 75
(1), P.56-64.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Klaus MH, Kennell JH. (2013). Care of the parents. Dalam Klaus MH, Fanaroff AA,
penyunting. Care of the highrisk neonate. Edisi ke- 4. Philadelphia: WB Saunders
Company; h.189- 211.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Rahmawati, A., Theresia, E. M., & Purnamaningrum, Y. E. (2015, November). Pengaruh Musik
Keroncong selama Pelaksanaan Kangaroo Mother Care terhadap Respons Fisiologis dan Lama
Rawat Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,
10(2), 93-98.
Saifudin AB. (2012). Panduan Praktis Kebidanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Sloan, N., Camacho, L., Rojas, E., & Stern, C. (2014). Kangaroo Mother Method: Randomised
Controlled Trial of an Alternative Method of Care for Stabilised Low-Birthweight Infants.
Lancet, 344:382.
Tessier, R., Cristo, M., Velez, S., & Giron, M. (2008). Kangaroo Mother Care And The Bonding Hypothesis. Pediatrics, 1-8.
WHO. (2013). Thermal Control of the Newborn: A Practical Guide.Geneva: World Health Organization.

Downloads

Published

2019-01-21

How to Cite

Astuti, D. (2019). EFEKTIVITAS KANGOROO MOTHER CARE TERHADAP AVERAGE LENGTH OF STAY (AVLOS) PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH. Prosiding University Research Colloquium, 236–242. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/341