Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometritb/U dan IMT/U pada Anak di SD Negeri Banyuanyar II Surakarta

Authors

  • Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
  • Yosi Andika Oktavia STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

status gizi, TB/U, IMT/U, anak

Abstract

Rendahnya kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi serta
tingginya angka infeksi dapat secara langsung mempengaruhi status
gizi anak. Kekurangan gizi dapat bersifat akut maupun bersifat kronik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi berdasarkan
indeks antropometri TB/U dan IMT/U pada anak di SD Banyuanyar II
Surakarta. Desain penelitian menggunakan observasional deskripif
untuk menggambarkan fenomena yang ditemukan, yaitu status gizi
pada siswa SD baik berdasarkan indeks antropometri TB/U maupun
IMT/U. Teknik pengambilan subyek dengan cara purposive sampling
dan didapatkan sebanyak 35 anak. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rerata z score TB/U sebesar -0,86 ± 1,1 SD dengan subyek
yang berstatus gizi normal sebesar82,9% dan pendek 17,1 %. Rerata z
score IMT/U sebesar -0,11 ± 1,5 SD dengan subyek yang berstatus gizi
kurus 8,6 %, normal 62,9 %, gemuk 11,4 % dan obesitas 17,1 %. Gizi
kurus pada anak sekolah dapat disebabkan oleh pola makan yang
tidak teratur ataupun konsumsi pangan yang kurang baik serta
terjadinya infeksi. Selain itu terdapat pula subyek yang berstatus gizi
pendek. Anak pendek mempunyai kemampuan kognitif yang rendah
dan meningkatkan risiko kematian. Kegemukan dan obesitas yang
diderita oleh beberapa siswa SDN Banyuanyar II kemungkinan
disebabkan karena konsumsi makanan yang berlebih terutama lemak
sehingga berdampak padapostur tubuh yang gemuk. Anak yang
obesitas berisiko untuk mengalami obesitas saat dewasa , hipertensi,
penyakit kardiovaskuler, dan diabetes melitus.

References

Alamsyah D. (2013). Pemberdayaan Gizi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hal:30-9.
Allen L., and S. Gillespie.(2001). What Works? A Review of the Efficacy and Effectiveness of
Nutrition Interventions. Geneva: United Nations, Administrative Committee on
Coordination and Subcommittee on Nutrition in collaboration with the Asian
Development Bank.
Anzarkusuma SI, Mulyani YE, Jus’at I. (2014). Status Gizi Berdasarkan Pola Makan Anak
Sekolah Dasar Di Kecamatan Rajeg Tangerang. Indonesian Journal of Human
Nutrition. 1(2):135-148.
Barker DJP. (2012). Developmental origins of chronic disease. Public Health 126 : 185-189.
Caufield LE, Richard SA, Rivera JA, Musgrove P, Black RE. (2006). Stunting, Wasting, and
Micronutrient Deficiency Disorders. Oxford University Press. pp: 551-67
Connor Z. (2007). Kurang Gizi di Indonesia. Artikel. Diakses : 9 Nopember 2011.
www.zoeconnor.co.uk
Depkes RI. (2001). Pedoman Penyuluhan Gizi pada Anak Sekolah Bagi Petugas Penyuluhan.
Jakarta: Ditjen Bina Skesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat.
Depkes RI. (2005). Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Direktorat Gizi Masyarakat.
Hidayati SN, Rudi I, Boerhan H. (2006). Obesitas Pada Anak. Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga.
Hughes DA, Darnington LG, Bendich A. (2004). Diet and human immune function. Human
Press, Totowa, NJ
Kemenkes RI. (2010). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kemenkes RI. (2011). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Kemeterian Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Khomsan A. (2004). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Hariyono S, Ranuh ING, Wiradisuria S. (2002).
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Buku Ajar I. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Pujianti E. (2013). Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Negeri I Buara Kecamatan Karanganyar
Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta.
Rahayu LS. (2011). Associated of height parents ith changes of stunting status from 6-12
months to 3-4 years. Thesis Summary. Postgraduate Program Faculty of Medicine
Gadjah Mada University Yogyakarta.
Schrimshaw NS.(2003). Historical Concept of Interaction, Synergism, and Antagonism between
Nutrition and Infection. J Nutr. 133:316S-21S.
Sjahmien M. (2003). Ilmu Gizi Jilid II Penangulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Hal. 53.
Sjarif D. (2002). Obesitas Pada Anak dan Permasalahannya. Dalam: Prohino P, Purnamawati
S, Sjarif D, Hagar B, Gunandi H, Oswari H, dkk (penyunting). Hot toppics in pediatric
II. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS. Dr. Ciptomangunkusumo.
Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku Ajar I Ilmu
Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Sagungseto.
Sulistyoningsih H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak . Yogyakarta: Graha Ilmu.
SupariasaIDN, Bakri B, Fajar I.(2016). Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC.

Downloads

Published

2018-02-21

How to Cite

Kusudaryati, D. P. D., & Oktavia, Y. A. (2018). Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometritb/U dan IMT/U pada Anak di SD Negeri Banyuanyar II Surakarta. Prosiding University Research Colloquium, 449–456. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/221