Penerapan Kombinasi Penundaan Penjepitan Tali Pusat Dan Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Lama Pelepasan Tali Pusat

Authors

  • Dyah Puji Astuti STIKes Muhammadiyah Gombong
  • Siti Mutoharoh STIKes Muhammadiyah Gombong
  • Nuri Zakiyah STIKes Muhammadiyah Gombong

Keywords:

Penundaan penjepitan tali pusat, Inisiasi menyusu dini dan lama lepas tali pusat

Abstract

Latar belakang: Menurut WHO sebanyak 7000 bayi baru lahir meninggal setiap harinya, Indonesia yang merupakan negara berkembang terdapat 185 bayi meninggal per hari, dengan Angka Kematian Neonatal (AKN) 15/ 1000 kelahiran hidup. Tiga perempat kematian neonatal terjadi pada minggu pertama, dan 40% meninggal dalam 24 jam pertama. Penyebab kematian diantaranya adalah premature, asphiyxia dan infeksi. Salah satu infeksi pada bayi adalah infeksi tali pusat oleh sebab itu diperlukan inovasi berupa kombinasi penundaan penjepitan talipusat dan inisiasi menyusu dini untuk mengurangi infeksi pada tali pusat dan mempercepat lama lepas tali pusat pada bayi. Tujuan: Untuk Mengetahui lama lepasnya tali pusat setelah diterapkan kombinasi penundaan penjepitan tali pusat dan inisiasi menyusu dini (IMD). Metode: Merupakan jenis penelitian studi kasus. Data diperoleh dari observasi dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2020. Partisipannya adalah 2 orang ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, alat tulis, kamera, peralatan untuk melakukan pertolongan saat kelahiran dan BBL. Hasil:.Setelah dilakukan penerapan kombinasi penundaan penjepitan tali pusat dan inisiasi menyusu dini sebanyak 1 bayi (50%) mengalami puput tali pusat dengan cepat yaitu (< 5 hari) dan sebanyak 1 bayi (50%) mengalami puput tali pusat yang sedang (6-7 hari). Kesimpulan : penerapan kombinasi penundaan penjepitan tali pusat efektif untuk mempercepat lepasnya tali pusat pada bayi.

References

[1] Abata, Qorry ‘Aina. (2015). Merawat Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[2] Allam Achadi, Endang. Kematian
Maternal dan Neonatal di Indonesia.
Tanggerang: Ismarwati. (2014). Perbedaan
Lama Pelepasan Tali Pusat Antara
Pemotongan Tali Pusat Segera Setelah
Lahir dengan Lotus Birth. Yogyakarta:
Jurnal ilmiah Bidan
[3] Badan Pusat Statistik, BKKBN dan,
Kementerian Kesehatan. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012. Jakarta: Badan Pusat
Statistik; 2013.Kementerian Kesehatan
RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
[4] Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusui
Dini, ASI Ekslusif dan manajemen
Laktasi. TIM, Jakarta
[5] Mercer JS., Betty RV, Margaret MM,
James FP, Michael W, William OH.
(2016). Delayed Cord Clamping in Very
Preterm Infants Reduces the Incidence of
Intraventricular Hemorrhage and Late-
Onset Sepsis: A Randomized, Controlled
Trial. Pediatrics;117;1235-1242
[6] Mawaddah, Sofia. (2018). Hubungan
Inisiasi Menyusu Dini Dengan
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi.
Palangkaraya: Jurnal Info Kesehatan
[7] Munawaroh. (2018). Pengaruh Penundaan
Penjepitan Tali Pusat Terhadap Lama
Lahir Plasenta, Lama Puput Tali Pusat
dan Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) di RB Anny Rahardjo dan RB
Rosnawati. Jakarta Timur
[8] Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
[9] Rani, Novyta. (2010). Keberhasilan
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di
Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan
Taman Sari Pekanbaru. Jurnal Kesehatan
Komunitas,Vol.1,No.1,November 2010
[10] Ratnasari dkk, (2013), Pengaruh
Persalinan Lotus Birth Terhadap Lama
PelepasanPlasenta, Lama Pelepasan Tali
Pusat dan Keberhasilan Bounding
Attachment, jurnal Kebidanan, vol.v,
no.02, Desember 2013
[11] Rheenen PV. The role of delayed
umbilical cord clamping to control infant
anaemia in resource-poor settings.
Thesis 2017
[12] Rohimah, Siti. (2018). Penerapan Insiasi
Menyusu Dini (IMD) Untuk
Mempercepat Lama Kala III dan
Mencegah Perdarahan Kala IV.
Gombong: STIKes Muhammadiyah
Gombong
[13] Roesli, U. (2018). Inisiasi Menyusu Dini
plus ASI eksklusif. Pustaka Bunda.
Jakarta.
[14] Sari, Novi Asih Purnama. (2016).
Penundaan Penjepitan dan Pemotongan
Tali Pusat pada Bayi Ny. Y di BPM C.
Retno Wahyuningsih Kecamatan Alian
Kabupaten Kebumen. Gombong: STIKes
Muhamadiyah Gombong
[15] Sembiring, Arihta. (2019) Hubungan
Pemberian Asi Eksklusif Dengan
Lamanya Puput Tali Pusat Di Puskesmas
Selesai Kab. Langkat Tahun
2018.Medan: Jurnal Ilmiah Pannmed
[16] Setiawan, A. dan Saryono. (2011).
Metodologi Penelitian Kebidanan DIII,
DIV, S1 dan S2. Cetakan ke tiga. Nuha
Medika, Yogyakarta
[17] Siti Rochmaedah. (2018). Tindakan
Penundaan Penjepitan Tali Pusat
Berpengaruh Terhadap Lama Kala III
Persalinan. Jakarta: Jurnal Penelitian
Kesehatan Suara ForikesVolume 9
Nomor 3
[18] Suryani DN. (2011). Hubungan
Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusui Dini Pada Ibu Post
Partum. [KTI]. Akademi Kebidanan
Abdi Husada, Semarang.
[19] Subiastutik, Eni. (2012). Efektifitas
Pemberian Topikal ASI dibanding
Perawatan Kering terhadap Kecepatan
Waktu Lepas Tali Pusat. Jurnal
IKESMA, Vol. 8, No. 1, hlm 17-26.
[20] Ultee K, Swart J, van der Deure H,
Lasham C, van Baar A. (2017). Delayed
cord
clamping in preterm infants delivered at
34 to 36 weeks gestation: A randomized
controlled trial. Archives of Disease in
Childhood. Fetal and neonatal edition
[21] Windiarto, Tri, Dkk. (2018). Profil Anak
Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KPPPA)

Downloads

Published

2021-05-27

How to Cite

Astuti, D. P., Mutoharoh, S., & Zakiyah, N. (2021). Penerapan Kombinasi Penundaan Penjepitan Tali Pusat Dan Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Lama Pelepasan Tali Pusat. Prosiding University Research Colloquium, 684–691. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/1465