STIGMA MASYARAKAT DAN KONSEP DIRI KELUARGA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)

Authors

  • H Hanifah STIKes Muhammadiyah Gombong
  • Arnika Dwi Asti STIKes Muhammadiyah Gombong
  • Tri Sumarsih STIKes Muhammadiyah Gombong

Keywords:

gangguan jiwa, stigma, konsep diri

Abstract

Stigma merupakan pandangan negatif yang melekat pada seseorang dan dipengaruhi lingkungan. Stigma salah satu faktor penghambat penyembuhan gangguan jiwa. Keluarga pasien dengan gangguan jiwa dapat terkena dampak stigma yang diberikan masyarakat pada ODGJ. Keluarga yang mendapatkan stigma berlebih akan berdampak pada peningkatan beban psikologis dan mempengaruhi konsep diri.Tujuan penelitian ini yaitu memberi gambaran stigma masyarakat dan konsep diri keluarga pasien gangguan jiwa terhadap gangguan jiwa. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel yang diambil 247 responden untuk stigma masyarakat dan 58 responden untuk konsep diri keluarga dengan gangguan jiwa. Intrumen penelitian yaitu kuesioner CAMI (Community Attitude towards the Mental Illness) untuk masyarakat dan untuk konsep diri keluarga dengan kuesioner konsep diri. Hasil penelitian yaitu stigma masyarakat terhadap ODGJ yang paling tinggi pada aspek kebajikan (pandangan humanistik dan simpatik terhadap ODGJ) dengan mean 34 (SD =4), diikuti aspek ideologi kesehatan mental (penerimaan layanan kesehatan mental di masyarakat) dengan mean 33 (SD=4), aspek otoriterisme (pandangan terhadap ODGJ sebagai individu yang lemah) dengan mean 29 (SD=3), dan aspek pembatasan sosial (ODGJ merupakan ancaman yang harus dihindari) dengan mean 28 (SD=4). Sedangkan untuk konsep diri keluarga mayoritas keluarga dengan gangguan jiwa memiliki konsep diri positif sebanyak 49 keluarga (84.5%). Stigma yang paling tinggi di masyarakat adalah kebajikan dan yang paling rendah adalah pembatasan sosial. Sedangkan konsep diri keluarga dengan gangguan jiwa sudah menunjukkan hasil yang positif.

References

[1] Bahari, K., Sumarno, I., Mudayatiningsih, S. (2017). Beban Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa Berat. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia. 3(1). ISSN 2460-0334. [2] Bedaso, A., Yeneabat, T., Yohannis, Z., Bedasso, K., & Feyera, F. (2016). Community Attitude and Associated Factors towards People with Mental Illness among Residents of Worabe Town, Silte Zone, Southern Nation’s Nationalities and People’s Region, Ethiopia. PLOS ONE, 11(3), e0149429. [3] Cahyono, A. W. G. (2016).Konsep Diri Keluarga yang Memiliki Anggota Keluarga Orang dengan Gangguan Jiwa Riwayat Pasung di Kota Blitar. Jurnal Ners & Kebidanan. 4 (1). DOI: 10.26699/jnk.v4i1.ART.p056-063.
[4] Collins, R. L., Wong, E. C., Cerully, J. L., Schultz, D., Eberhart, N. K. (2012). Interventions to Reduce Mental Health Stigma and Discrimination: A Literature Review to Guide Evaluation of California's Mental Health Prevention and Early Intervention Initiative. Diakses dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28083275/ Pada tanggal 30 Juni 2020.
[5] Corrigan, P.W., & Watson, A.C. (2005). Findings from the national comorbidity survey on the frequency of violent behavior in individuals with psychiatric disorders. Psychiatry Research, 136, 153–162 [6] Covarrubias, I., & Han, M. (2011). Mental Health Stigma about Serious Mental Illness among MSW Students: Social Contact and Attitude. Social Work, 56(4),317325. doi:10.1093/sw/56.4.317. [7] Herdiyanto, Y. K., dkk. 2017 Stigma Terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa di Bali. Jurnal Ilmiah Psikologi.8 (1), 121-232. [8] Holis, W. (2019). Pengalaman Memaknai Stigma Keluarga Merawat Penderita Gangguan Jiwa dengan Pasung di Kabupaten Pamekasan. Surabaya : Universitas Airlangga. Diakses melalui http://repository.unair.ac.id/93034/. Pada tanggal 10 Februari 2020
[9] Islamiati, R., dkk. (2018). Sikap Masyarakat Terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa di Desa Kersamanah Kabupaten Garut. Jurnal Keperawatan BSI. 6 (2). ISSN : 2338-7246, e-ISSN : 2528-2239
[10] Lestari W., & Wardhani, Y. F. (2014). Stigma dan Penanganan Penderita Gangguan Jiwa Berat yang Dipasung. Buletin Peneliatian Sistem. [11] Lucas, J. W., & Phelan, J. C. (2012). Stigma and Status. Social Psychology Quarterly, 75(4), 310–333. doi:10.1177/0190272512459968. [12] Mestdagh, A., & Hansen, B. (2013). Stigma in patients with schizophrenia receiving community mental health care: a review of qualitative studies. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, 49(1), 79–87. doi:10.1007/s00127-013-0729-4.
[13] Nasriati, Ririn. (2016). Stigma dan Dukungan Keluarga Dalam Merawat Orang dengan Gangguan Jiwa. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan. Volume 15 Nomor 1.
[14] Purnama, Yani, Sutini. (2016) Gambaran Stigma Masyarakat Terhadap Klien Gangguan Jiwa di RW 09 Cileles Sumedang. Jurnal Keperawatan Indonesia. (2)1. e-ISSN 2477-3743.
[15] Rahman S, Dillon G. Hussain R., Loxton, D. (2013). Mental and Physical Health and Intimate Partner Violence Agains Women : A Review of The Literature. International Journal of Family Medicine.
[16] Rochmayati, D., H. (2014). Hubungan Antara Konsep Diri dan Kemampuan memaknai Hidup pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Semarang. [17] Reta, Y., Tesfaye, M., Girma, E., Dehning, S., & Adorjan, K. (2016). Public Stigma against People with Mental Illness in Jimma Town, Southwest Ethiopia. PLOS ONE, 11(11), e0163103.doi:10.1371/journal.pone.0163103
[18] Saragih, S., Jumaini., Indrianti, G. (2014). Gambaran Tigkat Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Perawatan Pasien Resiko Perilaku Kekerasan Dirumah. 1(1). ISSN : 2355-6846. Diakses dari https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/3529. Pada Tanggal 25 Juni 2020
[19] Solikin, H P. (2016). Gambaran Konsep Diri pada Remaja yang Mempunyai Orang Tua Kandung Penderita Skizofrenia. Surabaya : Universitas Airlangga. Diakses melalui http://repository.unair.ac.id/id/eprint/46621 pada tanggal 31 Januari 2020
[20] Sulistyorini, Widodo, dan Zulaicha. (2013). Hubungan Pengetahuan Tentang Gangguan Jiwa Terhadap Sikap Masyarakat Kepada Penderita Gangguan Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas Colomadu 1. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/25557/13/Naskah_Publikasi.pdf. Pada tanggal 28 Juni 2020.
[21] Wanti, Y., Widianti, E., Fitriaa, N. (2016). Gambaran Strategi Koping Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Yang Menderita Gangguan Jiwa Berat. Jurnal Keperawatan Padjajaran. 4(1). e-ISSN 2442-7276
[22] WHO. (2019). Mental Health in Emergencies. Diakses melalui https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders. Pada tanggal 11 Februari 2020
[23] Marasmis, Rusdi. 2010. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III). Jakarta : FK Unika Atmajaya

Downloads

Published

2021-05-27

How to Cite

Hanifah, H., Asti, A. D., & Sumarsih, T. (2021). STIGMA MASYARAKAT DAN KONSEP DIRI KELUARGA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ). Prosiding University Research Colloquium, 14–23. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/1247