Validasi Metode HPLC untuk Analisis Kurkumin pada Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

Authors

  • Dedi Hanwar Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Vivi Resty Handayani Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Andi Suhendi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

Temulawak; Curcuma xanthorrhiza; kurkumin; HPLC; Validasi

Abstract

Kurkumin yang terdapat pada rimpang temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) memiliki banyak khasiat dan digunakan pada banyak
sediaan obat herbal. Analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang
temulawak harus dilakukan dengan metode yang valid untuk
menjamin kualitas ekstrak. Penelitian ini telah mengembangkan
metode HPLC yang tervalidasi untuk analisis kurkumin dalam
ekstrak temulawak. Analisis kurkumin dilakukan dengan HPLC
Alliance 2998, kolom SunFireTM C18 5 ?m, 4,6 x 150 mm, fase
gerak asetonitril:asam fosfat 0,5% (60:40) dan flow rate 0,8
ml/menit, deteksi pada ? 425,5 nm dengan detektor PDA. Parameter
validasi yang ditentukan yaitu akurasi, presisi, linieritas, batas
deteksi, batas kuantitasi dan selektifitas. Hasil penelitian didapatkan
nilai perolehan kembali 100,19 ± 1,54% dengan RSD 1,54%,
keterulangan dan presisi antara didapatkan RSD berturut-turut 0,64
± 0,39% dan 0,49 ± 0,06%. Nilai parameter linieritas menunjukkan
korelasi yang baik antara respon metode terhadap perubahan
konsentrasi analit dengan nilai R yaitu 0,994. Sensitifitas metode ini
cukup baik dilihat dari nilai batas deteksi dan batas kuantitasi
berturut-turut yaitu 12 ng/mL dan 41 ng/mL. Metode ini juga
memiliki selektifitas yang baik dilihat dari nilai resolusi yaitu 1,7.
Berdasarkan nilai-nilai parameter validasi tersebut maka metode
HPLC untuk analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang temulawak
adalah valid.

Downloads

Published

2020-12-15

How to Cite

Hanwar, D., Handayani, V. R., & Suhendi, A. (2020). Validasi Metode HPLC untuk Analisis Kurkumin pada Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Prosiding University Research Colloquium, 371–378. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/1207