Ta'zir dan Ta'widh sebagai Strategi Pendekatan Mengatasi Moral Hazard Nasabah

Authors

  • M Muthoifin Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Tri Maryati Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Muhamad Subhi Apriantoro Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Ahmad Imam Hambali Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keywords:

Stategi, Moral hazard, Ta’zir; Ta’widh, Syariah.

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana penerapan strategi mengatasi moral hazard nasabah dengan instrumen ta’zir dan ta’widh pada bank syariah. Metode yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan sumber data dari kepustakaan, diantaranya fatwa nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 dan fatwa nomor 43/DSN-MUI/VIII/2004, pendekatannya menggunakan deskriptif analisis, semua hasil penelitian akan dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ta’zir dan ta’widh merupakan instrumen preventif yang lahir untuk mengantisipasi terjadinya moral hazard nasabah terhadap perjanjian kontrak dengan perbankan dan bertujuan untuk mendisiplinkan nasabah agar dapat memenuhi prestasi yang dijanjikan, di mana ta’zir merupakan sejumlah hukuman yang ditetapkan di awal akad, pasti, dan dana ditetapkan sebagai dana sosial. Sedangkan ta’widh berupa ganti rugi yang ditetapkan oleh bank, tidak ditentukan di awal akad, akan tetapi dihitung berdasarkan kerugian instan yang dialami bank dan dana tersebut dimasukkan sebagai imbalan (pendapatan bank).

References

[1] Hasim, “The Implementation of Baitul Maal Management in Early Islam As the Alternative To Increasing People’s Economy : Case Study on the Management of Mosque in,” Conf. Int. Isbn, Arts Lang. Cult., pp. 375–383, 2017.
[2] Supriadi and W. Abdullah, “Implementation of Islamic Business Ethics in Small,” Journal.Uin-Alauddin, pp. 148–154, 2019.
[3] A. F. Riza, “The potential of digital banking to handle the Covid-19 pandemic crisis: Modification of UTAUT model for Islamic finance industry,” J. Ekon. Keuang. Islam, vol. 7, no. 1, pp. 1–16, 2021.
[4] A. Z. D. Trimulato, “Restoration For Real Sector Of Smes With Sukuk Instruments During Covid-19 Pandemic,” 2020.
[5] M. Surahman and P. Adam, “Penarapan Prinsip Syariah Pada Akad Rahn Di Lembaga Pegadaian Syariah,” Law Justice, vol. 2, no. 2, pp. 135–146, 2018, doi: 10.23917/laj.v2i2.3838.
[6] R. S. Nasution, “Sistem Operasional Pegadaian Syariah Berdasarkan Surah Al-Baqarah 283 pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Gunung Sari Balikpapan,” Al-Tijary, vol. 1, no. 2, pp. 93–119, 2016, doi: 10.21093/at.v1i2.529.
[7] M. Yunani and M. Usman, “Tinjauan Fatwa DSN MUI Terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mur?ba?ah Bermasalah (Studi Kasus di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dana Amanah Surakarta),” Rayah Al-Islam, vol. 5, no. 01, pp. 164–182, 2021, doi: 10.37274/rais.v5i1.395.
[8] Y. Wahyunisa, Nawi, “Efektivitas Wakaf Uang Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Perundang-Undangan dalam Mendorong Pemberdayaan Ekonomi Ummat,” J. Lex Theory, vol. 1, no. 2, pp. 116–128, 2020.
[9] R. D. Rahayu and M. A. Agustianto, “Analisis Implementasi Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) Perspektif Prinsip Ekonomi Syariah,” Manag. Zakat Waqf J., vol. 1, no. 2, pp. 145–161, 2020, doi: 10.15642/mzw.2020.1.2.145-161.
[10] N. N. Alfisyahri and D. Siswantoro, “Praktik Dan Karakteristik Gadai Syariah Di Indonesia,” Share J. Ekon. dan Keuang. Islam, vol. 1, no. 2, pp. 118–141, 2012, doi: 10.22373/share.v1i2.721.
[11] E. K. Dewi and A. Astari, “Peran Pembiayaan Mudharabah dalam Pengembangan Kinerja Usaha Mikro pada BMT (Baitul Maal Wat Tamwil),” Law Justice, vol. 2, no. 2, pp. 113–123, 2018, doi: 10.23917/laj.v2i2.5142.
[12] B. Bramandita and H. Harun, “The Impact of ROA, BOPO, FDR, CAR, NPF on Mudharabah Profit Sharing Rate,” J. Islam. Econ. Laws, vol. 3, no. 2, pp. 86–107, 2020, doi: 10.23917/jisel.v3i2.11335.
[13] Isnaliana, “Parameter Kondisi Overmatch Instrument Ta’widh Pada Perbankan Syariah,” JIHBIZ Glob. J. Islam. Bank. Financ., vol. 4, no. 1, pp. 21–33, 2022.
[14] H. Syaifullah, “Ta’widh dan Ta’zir Persepektif Mufassir Klasik dan Implementasinya di Bank Syariah,” MALIA J. Islam. Bank. Financ., vol. 5, no. 1, p. 27, 2021, doi: 10.21043/malia.v5i1.10196.
[15] F. Wahyudi, “Mengontrol Moral Hazard Nasabah Melalui Instrumen Ta’Zir Dan Ta’Widh,” Al-Banjari J. Ilm. Ilmu-Ilmu Keislam., vol. 16, no. 2, p. 25, 2017, doi: 10.18592/al-banjari.v16i2.1357.
[16] Muthoifin, “Shariah Hotel and Mission Religion in Surakarta Indonesia,” Humanit. Soc. Sci. Rev., vol. 7, no. 4, pp. 973–979, 2019, doi: 10.18510/hssr.2019.74133.
[17] Muthoifin, Nuha, and S. Shobron, “Education and Leadership in Indonesia: A Trilogy Concept in Islamic Perspective,” Univers. J. Educ. Res., vol. 8, no. 9, pp. 4282–4286, 2020, doi: 10.13189/ujer.2020.080954.
[18] S. A. R. Muthoifin, Sudarno Shobron, “Humanist islam in indonesia ahmad syafii maarif perspective,” Humanit. Soc. Sci. Rev., vol. 7, no. 6, pp. 780–786, 2019.
[19] Muthoifin, “The Performance of Sharia Financing Amid the COVID-19 Pandemic in Indonesia,” Univers. J. Account. Financ., vol. 9, no. 4, pp. 757–763, 2021, doi: 10.13189/ujaf.2021.090421.
[20] M. Iman and S. Mihajat, “Oman’s Islamic Banking Performance amidst Covid-19 Outbreak: Prospects and Challenges,” Shirkah J. Econ. Bus., vol. 6, no. 1, pp. 38–51, 2021.
[21] S. P. Muthoifin, Budi Purnomo, “Standarisasi dan Optimalisasi Pariwisata Syariah Di Jawa Tengah,” in APPPTMA KE-8 Medan 2018, 2018, pp. 1–7.
[22] A.-J. S. Sani Adamu M., Ram, “Moderating Effect of Attitude to ward Zakat Payment on the Relationship between Moral Reasing and Intention to Pay Zakat,” in 3nd Global Conference on Business and Social Science, 2016, vol. 219, pp. 520–527, doi: 10.1016/j.sbspro.2016.05.029.
[23] D. A. Hadi, “Pengembangan Teori Akuntansi Syariah di Indonesia,” J. Akunt. Multiparadigma, vol. 9, no. 1, pp. 106–123, 2018, doi: 10.18202/jamal.2018.04.9007.
[24] OJK, Standar Produk Perbankan Syariah Murabahah. Jakarta: OJK, 2016.
[25] R. Ilyas, “Akuntansi Syariah Sebagai Sistem Informasi,” JAS (Jurnal Akunt. Syariah), vol. 4, no. 2, pp. 209–221, 2020, doi: 10.46367/jas.v4i2.254.
[26] S. H. Permana and M. A. Adhiem, “Development Strategy For Baitul Mal Wattamwil (Bmt) As An Alternative Financial Institution To Support Micro, Small, And Medium Enterprises,” Kajian, vol. 24, no. 2, pp. 103–112, 2019.
[27] N. Islamiah and A. N. Achsanuddin, “Pengaruh Produk Pembiayaan BMT terhadap Usaha Mikro Nasabah,” J. Econ. Educ. Entrep. Stud., vol. 1, no. 1, p. 24, 2020, doi: 10.26858/je3s.v1i1.13954.
[28] S. NISAR and J. KHAN, “Collateral (Al-Rahn) as Practiced by Muslim Funds of North India????? ??? ?????? ?? ???????? ????????? ?? ???? ????? ,” J. King Abdulaziz Univ. Econ., vol. 17, no. 1, pp. 17–34, 2004, doi: 10.4197/islec.17-1.2.
[29] J. Currie and F. Gahvari, “Transfers in cash and in-kind: Theory meets the data,” J. Econ. Lit., vol. 46, no. 2, pp. 333–383, 2008, doi: 10.1257/jel.46.2.333.
[30] H. A. SE, “Peran Pembiayaan Mudharabah Pada Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt) Dalam Melakukan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Kasus Pada Baitul Maal Wat Tamwil UGT Sidogiri Pasuruan),” J. Ilm. Mhs. FEB, no. Vol 7, No 2: Semester Genap 2018/2019, 2018, [Online]. Available: https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/5920/5208.

Downloads

Published

2023-01-04

How to Cite

Muthoifin, M., Maryati, T., Apriantoro, M. S., & Hambali, A. I. (2023). Ta’zir dan Ta’widh sebagai Strategi Pendekatan Mengatasi Moral Hazard Nasabah. Prosiding University Research Colloquium, 85–95. Retrieved from https://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/2278